Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan hingga saat ini pemerintah kesulitan untuk memeriksa jenazah Pendeta Yeremia Zanambani yang ditemukan tewas di Kabupaten Intan Jaya beberapa waktu lalu.
Mahfud mengatakan selama ini pemerintah selalu dihalangi oleh pihak keluarga untuk memeriksa Pendeta Yeremia.
Namun demikian, kata Mahfud, KKB dengan mudah mendekati jenazah untuk mengambil foto dan menyebarkan foto-foto jenazah di tempat kejadian perkara serta menyebarkannya.
"Kata mereka itu TNI yang melakukan, kata TNI bukan, dan sebagainya. Sementara faktanya sampai kemarin sampai sekarang kita tidak pernah punya akses untuk memeriksa jenazah. Keluarganya tidak boleh. Sementara KKB itu menyiarkan foto jenazah tentang terbunuhnya orang ini, lalu dikatakan TNI yang melakukan. Itu kan tidak benar," kata Mahfud dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis (1/10/2020).
Baca: Kodam XVII Cenderawasih Investigasi Kasus Dugaan Pembunuhan Pendeta Yeremia di Hitadipa Intan Jaya
Kadangkala, kata Mahfud, masyarakat disesatkan oleh narasi yang dibuat secara sepihak dan diprovokasi dengan gambar-gambar ketika Pendeta Yeremias tersungkur.
Karenanya hingga saat ini masih dilakukan sejumlah upaya secara baik dan secara damai.
"Polisi dan TNI saya minta selesaikan itu secara cepat tapi jangan sampai ada korban," kata Mahfud.
Ia mengatakan selama ini pemerintah menggunakan pendekatan keamanan sesuai kebutuhan dalam menangani masalah di Papua.
"Istilah bahwa pemerintah menggunakan pendekatan keamanan itu adalah lagu lama. Pendekatan kita bukan keamanan, keamanan biasa-biasa saja, dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Kalau terjadi sesuatu itu ditindak. Itu yang kita lakukan. Seluruh peristiwa misalnya pembunuhan, kekerasan fisik, itu dituduhkan ke TNI dan Polri," kata Mahfud.
Pendeta Yeremia Zanambani ditemukan tewas di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya Papua pada Sabtu (19/9/2020).
Sebelumnya pihak keluarga Pendeta Yeremia dan sebagian masyarakat menuding TNI telah membunuh Yeremia .
Namun TNI telah tudingan kabar tersebut.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan Yeremia adalah korban keganasan KKB Papua yang sengaja mencari perhatian dunia internasional menjelang sidang umum PBB.