Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampouw, mendorong para petinggi partai politik intens melakukan swab test COVID-19.
Menurut dia, politisi cukup rawan terpapar corona khususnya, selama tahapan proses pelaksanaan Pilkada 2020.
"Paling tidak ketua parpol, sekjen atau orang-orang yang masuk dalam tim pemenangan di Pilkada 2020. Atau yang diberi tugas atau mengharuskan dia bertemu dengan banyak orang, seharusnya swab test," kata Jeirry, saat dihubungi Minggu (4/10/2020).
Baca: Daftar Elit Politik yang ‘Turun Tangan’ Jadi Juru Kampanye Gibran di Pilkada Solo 2020
Menurut dia, swab test layak menjadi kewajiban persyaratan partai politik sebelum beraktivitas di tengah pandemi COVID-19.
Oleh karena itu bagian dari langkah antisipatif menekan penambahan angka kasus terkonfirmasi positif virus mematikan asal Tiongkok tersebut.
"Meskinya itu harus jadi kewajiban persyaratan partai. Karena harus jaga juga keselamatan orang-orang partainya," jelasnya.
Di samping itu, Jeirry juga menyoroti pemberitaan di media mengenai Sekjen Partai Amanat Nasional, Eddy Soeparno, sampai tujuh kali melakukan swab test.
Baca: Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh yang Juga Calon Bupati Petahana Meninggal, Bagaimana Nasib Pilkada?
Dia menilai, langkah tersebut patut dicontoh politisi lainnya. Sebab, bukan hanya untuk diri sendiri, namun kader partai dan unsur terkait lainnya yang kerap berinteraksi keselamatannya ikut terjaga.
"Mungkin dia (Eddy Soeparno) beraktivitas rutin, jadi setiap 14 kali aktivitas dia harus swab test, ya begitu harusnya jadi contoh. Karena memang mestinya harus begitu," tuturnya.
Sementara itu, pakar komunikasi politik, Emrus Sihombing menekankan, apabila mustahil swab test gratis direalisasikan pemerintah. Maka, para politikus di DPR RI, meski berjuang keras mendorong agar minimal menurunkan 70 persen dari tarif normal setiap melakukan swab test.
"Justru partai yang harus jemput bola ajak rakyat untuk swab test, bagaiamana biar biayanya tidak mahal, ya berjuang dulu ke pemerintah. Kalau itu dilakukan saya mengapresiasi partai politik itu," tandasnya.
Untuk diketahui, Sekjen PAN, Eddy Soeparno, sudah tujuh kali swab test Covid-19. Eddy mengatakan, dirinya rela melakukan swab test berkali-kali sebagai agar tetap sehat, sekaligus langkah preventif melindungi masyarakat lainnya dari ancaman Covid-19.
Baca: Perludem: Pilkada Dijadikan Alat Negara Minta Tolong Kandidat Sosialisasikan Protokol Kesehatan
"Saya sudah 7 kali swab test sampai dengan sekarang. Swab test ini perlu untuk mengetahui kondisi saya masih tetap sehat dan tidap terpapar Covid-19. jadi, secara tidak langsung, saya melindungi diri dan juga orang di sekitar," ujarnya saat ditemui wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (3/10).
Berdasarkan pengalaman pribadinya, Eddy mengungkapkan, relatif sering berinteraksi dengan publik. Baik kegiatan di kantor DPP PAN, hingga pertemuan dengan kader-kader PAN dari seluruh Indonesia. Menurutnya, pemeriksaan swab test kurang lebih sama saat mengunjungi dokter untuk pemeriksaan secara umum.
"Karena tidak pernah melaksanakan swab test sebelumnya, tentu kita agak berdebar-debar dan khawatir. Terutama jika ada pemeriksaan yang berakibat rasa sakit atau gak nyaman. Setelah swab test kedua dan ketiga segala sesuatu menjadi relatif normal karena sudah biasa," urai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu.
Baca: Legislator PDIP Sebut Harga Swab Test Rp900 Ribu Cukup Moderat
Eddy menekankan, swab test bukan untuk mencegah penularan Covid-19. Namun, dapat memberikan pemahaman dan kepastian kepada masyarakat, apakah terpapar Covid-19 atau tetap aman? Sehingga bisa mencegah penularan lebih lanjut.
"Ketika kita tahu bahwa kita aman, rasa aman dan nyaman bisa kembali ke rumah berkumpul dengan keluarga. Tapi jika, nauzubillah minzalik, kita ternyata terpapar, tentu kita tidak akan menyebarkan dengan orang lain. Kita langsung mengisolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit," kata Eddy.