Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyalurkan bantuan kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh bagi pendidik dan anak didik.
Bantuan ini turut dirasakan oleh Audrey, mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Dirinya mengaku mendapatkan bantuan kuota internet sejak 30 September 2020 lalu.
Baca: Fahri Hamzah Kritik Nadiem Makarim Soal Pulsa Gratis: Mending Wajibkan TV Siarkan Acara Pendidikan
Audrey mengeluhkan lamanya bantuan ini disalurkan kepada mahasiswa di kampusnya. Pasalnya, bantuan tersebut baru disalurkan saat perkuliahan telah berjalan hingga tiga pekan.
"Lama banget masuknya, sudah tiga minggu perkuliahan baru masuk. Sampai banyak yang nyariin mana bantuan kuotanya," ujar Audrey kepada Tribunnews.com, Rabu (7/10/2020).
Baca: Nadiem Terima Keluhan Borosnya Kuota Internet Selama PJJ, Legislator PAN: Bukan Hanya Itu Saja
Padahal menurut Audrey, para mahasiswa di kampusnya sudah didata oleh pihak universitas sejak dua pekan sebelum perkuliahan dimulai.
Audrey sempat mengira bantuan tersebut bakal diberikan saat perkuliahan semester ganjil dimulai. Namun nyatanya bantuan ini baru diberikan pada akhir bulan September.
"Saya kira nanti mendekati masuk kuliah kuotanya dikirim. Tahunya baru sekarang-sekarang dikirimnya," tutur Audrey.
Baca: Mendikbud Nadiem: Sekolah Swasta Juga Dapat Bantuan Kuota Internet
Meski begitu, Audrey mengatakan bantuan kuota ini cukup membantu untuk perkuliahan jarak jauh yang menggunakan aplikasi video konferensi seperti Zoom, Webex dan Google Meet.
Namun dirinya belum dapat memastikan apakah bantuan kuota ini mencukupi untuk perkuliahan selama sebulan.
Sejauh ini, Audrey mengatakan kampusnya membuat kebijakan pembatasan perkuliahan untuk satu mata kuliah hanya boleh menggunakan aplikasi video konferensi empat kali dalam satu semester. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi beban mahasiswa dalam membeli paket kuota internet.
"Dipakai zoom atau meet tiap hari enggak tahu bakal cukup apa nggak, tapi yang semester ini kalau enggak salah kampusku ada kebijakan pokoknya satu semester itu empat kali zoom atau meet biar nggak memberatkan mahasiswa di kuota," ungkap Audrey
Berbeda dengan Audrey, mahasiswa di perguruan tinggi swasta Universitas Ibnu Chaldun, Ila, justru belum mendapatkan bantuan kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh dari Kemendikbud.
Ila juga mengaku belum didata oleh pihak kampus terkait pembelian bantuan kuota internet. Sejauh ini dirinya juga belum mengetahui perihal bantuan ini.