TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Forum Warga Kota (FAKTA) Jakarta, Azas Tigor Nainggolan menyesalkan aksi pembakaran sejumlah fasilitas publik oleh massa demonstran penolakan omnibus law UU Cipta Kerja (Ciptaker).
Menurut Tigor, tidak sepantasnya berjuang mengatasnamakan kepentingan publik, tapi malah merusak fasilitas publik.
Tigor menyebut fasilitas publik dibangun dengan uang masyarakat juga.
"Bagaimana mau disebut pejuang untuk kepentingan publik kalo aset publik sendiri saja dirusak?"
"Apa pun yang diperjuangkan jika sudah merusak fasilitas publik itu merusak perjuangan itu sendiri," ungkap Tigor kepada Tribunnews.com, Kamis (8/10/2020) malam.
Baca: UU Cipta Kerja Picu Gelombang Demo, Fahri Hamzah: Akibat Ditutupi Isinya, Tak Dijelaskan ke Publik
Demonstrasi yang sampai merusak fasilitas umum dinilai Tigor sudah tak murni sebuah demonstrasi perjuangan publik.
"Saya sejak kuliah tahun 1980-an hingga hari ini suka dan aktif aksi atau demo. Tapi tidak pernah sekali pun saya merusak fasilitas publik dalam setiap aksi atau demo," ungkapnya.
"Kalau sudah merusak fasilitas publik bisa jadi aksi demonya sudah tidak murni dan ditunggangi kepentingan kekuasaan pribadi," ujar Tigor.
Tigor menyebut, aksi anarkis berujung rusaknya halte busway Transjakarta bukanlah demo tolak omnibus law, namun 'omnibusway'.
Lebih lanjut, Tigor meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku perusakan fasilitas umum.
"Aparat kepolisian harus tangkap dan bongkar tuntas aksi anarkis ini," ungkapnya.
"Jangan hanya pendemonya saja yang ditangkap tapi juga siapa dalang di balik aksi anarkis ini, jangan kasih kendor."
"Tangkap dan tahan serta tuntaskan aksi menolak 'Omnibusway' yang membakar dan merusak fasilitas publik halte Busway Transjakarta," tegasnya.
Baca: Legian Resto di Malioboro Yogyakarta Terbakar akibat Massa Demo Ricuh, 4 Mobil Damkar Dikerahkan
Daftar Fasilitas Publik di Jakarta yang Dirusak