TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya mempersiapkan pemberian vaksin Covid-19 secara hati-hati dan matang.
Selain pengadaan dan distribusi, Jokowi juga minta dilakukan edukasi terkait vaksin Covid-19 tersebut.
Hal itu disampaikan pada rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/10/2020).
“Vaksin ini saya minta jangan tergesa-gesa karena sangat kompleks," ujarnya, dikutip dari laman presidenri.go.id.
"Jadi saya harapkan betul-betul disiapkan mengenai vaksin, komunikasi publiknya terutama, yang berkaitan dengan halal dan haram, harga, kualitas, dan distribusinya seperti apa," jelasnya.
Baca juga: 1.620 Relawan Telah Disuntikkan Vaksin Civid-19 Dosis Pertama, Suntikan Kedua Sebanyak 1.074 Orang
Baca juga: Bisakah Vaksin Covid-19 Diberikan secara Gratis? Ini Penjelasan Bio Farma
Jokowi menyebut, hal mendasar yang harus dijadikan perhatian adalah saat tahap implementasi nanti.
Sebab, hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, sehingga perlu kehati-hatian demi keselamatan dan kesehatan masyarakat.
“Titik kritis dari vaksinasi nanti adalah di implementasi. Jangan menganggap mudah implementasi. Tidak mudah."
"Prosesnya seperti apa, siapa yang pertama disuntik terlebih dahulu, kenapa dia, harus dijelaskan betul kepada publik."
"Proses-proses komunikasi publik ini yang harus disiapkan,” terang Jokowi.
Baca juga: Agar Penanggungjawab Jelas, Vaksin Gratis Diurus Menkes, Vaksin Mandiri Diurus Menteri BUMN
Baca juga: Presiden Ingatkan Menteri Jangan Sampai Vaksin Covid-19 Dihantam Isu yang Memancing Demonstrasi
Presiden juga meminta adanya pelatihan bagi tenaga medis yang menangani Covid-19, begitu pula pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan rencana vaksinasi tersebut.
Vaksin Covid-19 tersebut memerlukan perlakuan khusus hingga nanti diberikan kepada masyarakat.
“Karena vaksin pun ini harus mendapatkan treatment dan perlakuan yang spesifik. Tiap vaksin beda-beda."
"Saya minta ini dilibatkan WHO Indonesia agar mereka bisa memberikan training-training sehingga standarnya menjadi jelas,” imbuh Jokowi.
Baca juga: Presiden Ingatkan soal Vaksin agar Hati-hati, Bukan Barang Gampang
Baca juga: Minta Jangan Tergesa-tergesa, Jokowi Tidak Ingin Vaksin Covid-19 Seperti UU Cipta Kerja
Tahap Awal Vaksin Covid-19
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, pemerintah berencana melakukan vaksinasi Covid-19 kepada 9,1 juta orang yang rentan terinfeksi Covid-19 pada November 2020.
Hal tersebut diungkap oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, dr Achmad Yurianto, dalam press briefing secara virtual, Senin (18/10/2020).
"Bulan November dan Desember 2020 kami sudah mendapatkan kepastian ketersediaan untuk digunakan vaksinasi bagi 9,1 juta orang," ujar Yurianto.
Pemerintah telah mendapatkan komitmen ketersediaan vaksin dari China yakni Sinovac, Sinofarm, dan Cansino.
Sinovac berkomitmen mengirimkan vaksin dalam dua kali pengiriman yang masing-masing 1,5 juta vaksin.
Baca juga: 1.620 Relawan Tuntas Mendapatkan Suntikan Pertama, Tak Rasakan Efek Samping Serius Vaksin Covid-19
Baca juga: CEPI Beri Kepercayaan Bio Farma untuk Memproduksi Vaksin Covid-19
Sinovac diberikan dua kali suntikan pada satu orang dengan jeda 14 hari.
Sehingga, 3 juta vaksin yang datang untuk 1,5 juta orang.
"Rencana awal di bulan November 1,5 juta (dosis) vaksin, dan Desember 1,5 juta (dosis) vaksin," ujarnya.
Kemudian, pemerintah mendapatkan komitmen pengiriman 15 juta dosis vaksin dari Sinofarm yang bisa digunakan untuk mengimunisasi 7,5 juta orang.
Ada pula 100 ribu dosis vaksin dari Cansino untuk 100 ribu orang.
Baca juga: Survei KedaiKopi: Publik Yakin Vaksin Merah Putih Bisa Atasi Covid-19
Baca juga: Vaksin Sinovac untuk Penggunaan Darurat di Kota China Ditawarkan Seharga Rp 882 Ribu
(Tribunnews.com/Nuryanti/Rina Ayu Panca Rini)