Melalui siatem demikian, kata dia, akan terjalin ikatan antara partai politik dengan calon presiden.
Dengan ini pula, lanjut dia, maka akan terbentuk koalisi pemerintah dan oposisi. Artinya tetap berjalan fungsi kontrol di parlemen terhadap kebijakan pemerintah.
Senada dengan itu Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Endang Sulastri menilai perlu penyederhanaan jumlah partai politik di Indonesia untuk semakin memperkuat sistem presidensial.
Disamping juga perlu dilakukan reformasi partai politik.
"Penguatan sistem presidensial akan menjadi sangat baik apabila kita bisa tadi melakukan reformasi partai politik yang mana partai politik ya memiliki idealisme, memiliki ideologi. Sehingga ketika partai politik sebagai pengusung memenangkan kompetisi di dalam pemilu, kemudian juga partai politik yang kalah memiliki idealisme. Yang menang di pemerintahan. Ada posisi partai politik yang tidak menang," paparnya.
Dengan idealisme itu, kata dia, masyarakat akan menilai partai politik dan pemerintah yang berkuasa dalam pemilihan berikutnya.
"Sehingga ini yang menjadi sarana evaluasi bagi masyarakat ketika kemudian akan melakukan pemilihan kembali pada pemilu berikutnya," jelasnya.