TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Joko Widodo tak memanjakan kaum milenial.
Pernyataan Megawati adalah buntut dari banyaknya oknum pemuda atau milenial yang merusak fasilitas umum dalam demonstrasi beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal itu, legislator muda Partai Amanat Nasional (PAN) Farah Putri Nahlia mengatakan tak tepat apabila seluruh kaum milenial disamaratakan dengan oknum milenial yang berbuat anarkis.
"Saya pikir kita nggak bisa menyamaratakan itu, saya yakin bahwa nggak semua pemuda dan pendemo seperti itu. Apalagi mengingat bahwa pemuda adalah masa depan bangsa, aset negara, dan kita punya bonus demografi tahun 2045, kita punya visi Indonesia emas di tahun yang sama," ujar Farah, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (30/10/2020).
Farah mengatakan demonstrasi dengan merusak fasilitas tidak bisa dibenarkan karena itu bukanlah demonstrasi, melainkan tindakan anarkis.
Baca juga: Megawati Pertanyakan Sumbangsih Milenial untuk Negara, Ketua DPP Demokrat: Jangan Asal Tuduh
Tetapi dibalik hal negatif tersebut, anggota Komisi I DPR RI tersebut melihat pemuda lain yang turun ke jalan memang ingin menyuarakan aspirasinya untuk menolak UU Cipta Kerja tatkala itu.
"Kalau kita melihat pemuda lain yang turun ke jalan, saya yakin pasti ada yang mengerti betul substansi dan tujuan mereka untuk demonstrasi itu apa. Mereka ini adalah milenial-milenial yang saya yakin peduli terhadap masa depan bangsanya, peduli terhadap permasalahan bangsanya," kata dia.
Apabila kaum milenial yang memang ingin menyuarakan aspirasi ini tidak dirangkul dengan benar, tidak disemangati dan justru disamaratakan dengan milenial yang anarkis, Farah menilai hal tersebut sungguh tidak tepat.
"Jadi kalau misalnya tidak disemangati dari sekarang, tidak dirangkul dari sekarang, ya justru sayang nanti kita malah nggak bisa mencapai cita-cita bangsa yang kita inginkan," ungkap Farah.
"Oleh karenanya kita wajib melakukan pendidikan politik bagi kaum milenial, merangkul dan ngemong mereka. Jangan sampai malah dengan satu statement ini mereka merasa disamaratakan (dengan oknum anarkis)," tandasnya.