TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legislator PKS Anis Byarwati mengkritik serapan terkait anggaran stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sampai saat ini belum maksimal.
Hal tersebut berkaitan dengan Indonesia yang sudah resmi masuk jurang resesi setelah pada kuartal III, pertumbuhan ekonomi nasional terkontraksi minus 3,49 persen.
"Sampai November ini, serapanya masih 52 persen dari pagu anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp695,2 triliun. Jadi dari pagu itu, baru terserap Rp361,5 triliun" kata Anis dalam polemik MNC Trijaya bertajuk 'Efek Resesi di Tengah Pandemi', Sabtu (7/11/2020).
Baca juga: Lestari Moerdijat: Pemerintah Harus Memiliki Sense of Crisis Menghadapi Resesi Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI itu mempertanyakan hal tersebut, padahal di satu sisi tahun 2020 akan segera berakhir dalam hitungan kurang lebih 2 bulan.
"Jadi bagaimana mendesak dalam dua bulan ini bisa terserap, dan ini sudah sangat sering," sambungnya.
Pihaknya selalu menegur Menkeu Sri Mulyani dan mendesak agar anggaran tersebut serapannya terealisasikan.
"Berarti kan masih ada Rp30 triliun lebih yang mengendap dan belum tersalurkan di masyarakat. Berarti PEN ini belum terasa signifikan di masyarakat," katanya.
Baca juga: Indonesia Resesi, Ini Kata Stafsus Menkeu
Dia memberi contoh anggaran kesehatan dari pagu yang sebesar Rp87,5 triilun itu baru terserap Rp30,74 triliun.
"Perlindungan sosial satu-satunya yang menggemberikan, tapi ada catatannya, karena tidak semua bansos sampai kepada yang memang harus menerima. Ada yang sudah menerima berkali-kali, ada yang sama sekali enggak menerima. Persoalannya data dan data," tegasnya..
"Mudah-mudahan ini bisa diperbaiki. Jangan sampai sudah mau akhir tahun dana PEN masih mengendap begitu," pungkas Anis.