TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A. Cholil Ridwan mengatakan satu di antara alasan bangkitnya kembali Partai Masyumi dikarenakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tak menanggapi permintaan untuk menampung massa PA 212 dan massa dari eks Partai Bulan Bintang (PBB).
Cholil mengungkap dirinya pernah dijenguk oleh politikus PKS Hidayat Nur Wahid sewaktu sakit.
Disana, dia meminta PKS agar menampung kedua massa tersebut.
Namun lantaran permintaan itu tidak ditanggapi, Cholil percaya bahwa Partai Masyumi akan menjadi satu-satunya tumpuan untuk menampung kedua massa itu.
Baca juga: Sambut Baik Kehadiran Partai Ummat dan Masyumi, PKS : Bisa Jadi Teman Mengontrol Pemerintah
"Insyaallah Masyumi satu-satunya yang menjadi tumpuan kita karena kita pernah berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid ketika saya sakit. Ngobrol 2 jam dan saya minta PKS menampung massa 212, massa eks PBB," ujar Cholil, dalam acara deklarasi yang disiarkan secara virtual, Sabtu (7/11/2020).
"Beliau berpikir lama, akan musyawarah, akhirnya sekarang tidak ada kabar. Maka saya berkesimpulan PKS tidak bersedia menampung massa umat Islam 212 dan mantan aktivis PBB. Tidak ada jalan lain, kita mendirikan Partai Masyumi yang dulu pernah berjaya," imbuhnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, politikus PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) membantah tudingan Cholil tersebut.
Dia membenarkan sempat menjenguk Cholil, namun dia tidak berniat membicarakan hal politik saat menjenguk.
"Memang benar saya menjenguk Cholil Ridwan senior saya, ketika saya dapat kabar beliau sakit dan dirawat di suatu RS, ya kemudian saya menjenguk beliau. Tentu nggak terpikir urusan politik, karenanya saya ketika menjenguk juga nggak didampingi staf, saya hanya sendiri. Dan kemudian biasalah pembicaraan menjenguk orang sakit ya yang ringan-ringan dan menyemangati agar sembuh. Tiba-tiba beliau mengangkat masalah itu," ujar HNW, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (7/11/2020).
HNW juga enggan disebut berpikir terlalu lama.
Dia berpikir, memposisikan dan mempertanyakan apakah Cholil memang mempunyai mandat, baik dari PA 212 dan PBB menyampaikan hal tersebut.
Karena Cholil sendiri bukan pimpinan PA 212 ataupun bukan pimpinan PBB lagi.
"Jadi kalau beliau tidak mendapatkan mandat, jawabnya juga bagaimana kan? Saya waktu itu memang sampaikan akan kita musyawarahkan. Tapi yang saya maksudkan itu juga agar beliau juga bermusyawarah dengan kawan-kawan dari PBB dan PA 212, bagaimana ke depan terbaiknya," ungkapnya.
Baca juga: Amien Rais : Kalau Masyumi Lebih Besar, Partai Ummat Saya Bubarkan dan Ikut Masyumi
Wakil Ketua MPR itu juga menyampaikan tudingan Cholil bahwa PA 212 ditolak oleh PKS sudah disanggah oleh Sekretaris Umum FPI Habib Novel Bamukmin.