Awalnya, Cholil menyinggung kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019 silam yang didukung oleh ormas Nahdlatul Ulama (NU).
Baca juga: Cerita Dibalik Bangkitnya Kembali Partai Masyumi
Menurutnya Ma'ruf Amin sangat berjasa besar dalam kemenangan Jokowi karena membawa NU mendukung Jokowi.
"75 tahun kita merdeka, ada organisasi NU yang anggotanya puluhan juta, ormas Muhammadiyah anggotanya jutaan, sampai-sampai kalau ada apa-apa, yang diundang hanya Muhammadiyah dan NU. Dulu yang diundang juga Dewan Dakwah. Ketahuan Dewan Dakwah bukan ormas," ujar Cholil.
"Tapi apa makna dua ormas besar ini, bila sedang berhadapan dengan masalah, Pak Ma'ruf Amin memberikan jasa yang sangat besar pada kemenangan Jokowi. Atas nama ormas NU, jika massa puluhan juta ormas NU mendukung Jokowi menjadikan Jokowi menang mengalahkan Prabowo, capres dari ulama dan umat Islam," imbuhnya.
Namun ketika Jokowi sudah menjabat sebagai presiden kembali, Cholil mempertanyakan posisi Menteri Agama serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tak diisi oleh perwakilan NU dan perwakilan Muhammadiyah.
Posisi tersebut justru diisi oleh Fachrul Razi pada Menteri Agama, dan Nadiem Makarim pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Keduanya dianggap tak memiliki afiliasi baik kepada NU ataupun Muhammadiyah.
Politikus PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menyambut baik kehadiran partai-partai politik Islam baru, seperti Partai Ummat yang didirikan Amien Rais hingga Partai Masyumi yang bangkit kembali dan baru saja dideklarasikan hari ini.
"PKS menyambut baik berdirinya Partai Ummat, selamat dan kami sampaikan welcome. Begitu juga dengan Partai Masyumi reborn, kami sampaikan selamat dan kami menghormati sikap daripada tokoh-tokoh ini karena itu memang bagian daripada hak konstitusional yang diberikan UUD untuk bebas berserikat dan berkumpul, tentulah beliau yang sangat senior sudah mempertimbangkan segalanya," ujar HNW.
HNW juga mengatakan PKS sendiri memang memerlukan lebih banyak 'teman' dalam mengkritisi pemerintah.
Baca juga: Petinggi KAMI Akan Deklarasi Pembentukan Partai Masyumi
Selama ini, PKS dikenal sebagai partai yang menjadi oposisi pemerintah seorang diri.
Karenanya, HNW mengharapkan Partai Ummat dan Partai Masyumi dapat menjadi teman PKS dalam mengontrol kebijakan pemerintah agar tak melenceng.
"Kami sangat berharap sebagaimana dengan tujuan Partai Ummat dan Partai Masyumi, nanti juga bisa menjadi teman PKS di dalam mengontrol perjalanan reformasi, demokrasi, hingga mengontrol pemerintah agar tidak keluar dari cita-cita proklamasi, supaya kemudian semuanya berjalan dengan koridor demokrasi, hukum, keinginan rakyat," ungkapnya.
Wakil Ketua MPR RI tersebut juga menyinggung bahwa partai oposisi hanya memiliki jumlah yang sangat kecil di parlemen untuk mengkritisi pemerintah.