TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) turut menyoroti teror pembunuhan satu keluarga di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Terlebih aksi teror yang menewaskan empat warga ini terjadi di tengah keprihatinan adanya pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.
Atas kejadian tersebut Presidium Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) menegaskan beberapa sikap.
"ISKA dalam hening cipta bersama-sama mendoakan para korban aksi teror dan pembunuhan di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, semoga para korban yang meninggal dunia diberikan istirahat yang kekal dalam kerahiman Allah Surgawi, dan keluarga mereka diberikan penghiburan, " ujar Ketua Presidium ISKA, V. Hargo Mandirahardjo dalam keterangannya, Rabu (2/12/2020).
Kedua ISKA mengecam dan mengutuk keras tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan dengan melakukan tindakan yang menghilangkan nyawa warga masyarakat yang tentu melukai hati nurani seluruh warga bangsa apapun alasan dan motivasi yang melandasinya.
ISKA selalu mendukung langkah tegas POLRI dan TNI dalam melawan segala bentuk aksi terorisme sehingga kedaulatan negara dan Ideologi Pancasila terjaga dan ditegakan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Mendukung upaya-upaya yang cepat, sigap dan bersungguh-sungguh dari pemerintah dan aparat penegak hukum setempat dan perhatian pemerintah pusat untuk mengusut dan mengambil tindakan hukum yang sepatutnya dilakukan untuk menjamin rasa kemanusiaan dan keadilan sebagai satu bangsa yang beradab, " tutur V. Hargo Mandirahardjo.
Baca juga: Kapolri Idham Azis Perintahkan Kapolda Sulteng Berkantor di Poso, Buru Kelompok MIT
Baca juga: Polisi Sebar 11 Wajah Jaringan MIT yang Masih Buron Termasuk Ali Kalora
Selanjutnya ISKA menghimbau seluruh masyarakat setempat dan masyarakat luas untuk tetap tenang, tetap memelihara kerukunan dan persaudaraan serta mengupayakan terciptanya kondisi yang tertib, damai dan tenteram serta kondusif.
ISKA mengajak seluruh komponen bangsa untuk tidak terprovokasi dan hidup dalam ketakutan karena peristiwa ini.
"Marilah kita terus menjaga kedamaian bersama dalam kehidupan sosial bernegara dan berbangsa, untuk tetap menjaga persaudaraan, menghargai kehidupan dan kemanusian tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, golongan dan lain sebagainya, " tambahnya.