TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sosial, Juliari P Batubara telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan bantuan sosial (bansos) Covid-19 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Minggu (6/12/2020).
Juliari ditetapkan sebagai tersangka bersama empat orang lainnya, yakni Matheus Joko Santoso (Pejabat Kemensos), Adi Wahyono (Pejabat Kemensos), Ardian IM (swasta) dan Harry Sidabuke (swasta).
Dalam kasus ini, Juliari diduga menerima uang dari fee pengadaan paket sembako sebesar total Rp 17 miliar.
Rincianya, sebesar Rp 8,2 miliar diberikan secara tunai oleh Matheus Joko Santoso melalui Adi Wahyono pada pelaksanaan paket sembako yang pertama.
Kemudian sebesar Rp 8,8 miliar diduga diberikan di periode kedua pelaksanaan paket sembako bulan Oktober 2020 sampai Desember 2020.
Kini menjadi tersangka korupsi, Juliari rupanya pernah berbicara tentang korupsi.
Hal itu disampaikan oleh Juliari saat melayani wawancara dengan Tribunnews.com pada 17 Desember 2019 silam.
Dalam wawancara tersebut, Juliari menjawab berbagai pertanyaan dari wartawan Tribunnews.com terkait berbagai hal mulai dari awal ditunjuk menjadi menteri hingga beragam hal lainnya.
Baca juga: Hotman Paris Unggah Video Mensos Juliari yang Kini jadi Tersangka Korupsi: Oh Begitu Caranya Lae!
Dikutip dari rekaman wawancara tersebut, Wakil Bendahara PDIP ini menceritakan momen saat ia dipanggil Jokowi untuk diberitahu bakal diangkat menjadi Menteri Sosial.
Menurut Juliari, pertemuan itu tidak lama.
"Langsung disebutkan (ditunjuk sebagai Menteri Sosial). Saya nggak lama itu diajak ngomong sama beliau. Prinsipnya pak Jokowi meminta agar membantu beliau di Kementerian Sosial. Ya saya siap saja," katanya sebagaimana dikutip dari video Tribunnews.com.
Jokowi saat itu, kata Juliari, hanya berpesan agar ia mengeksekusi program-program di Kemensos dengan baik.
Hal ini karena beberapa program utama Jokowi ada di Kemensos.
"Pak Presiden prinsipnya begini. Ia bilang 'mas Ari, saya perhatikan bener ini, menteri sosial. Karena ada program-program utama kita, ada di Kementerian Sosial. Tolong eksekusinya yang tepat , udah itu saja," beber dia.
Juliari kemudian menjawab pertanyaan soal korupsi.
Menurutnya, pengendalian korupsi tergantung dari diri sendiri.
"Harus dimulai dari diri kita sendiri. Korupsi itu kan dilandasi yang pertama kebutuhan dan keserakahan. Secanggih apapun sistem, kita tambah sistem pengawasan, biasanya ada saja celah."
"Jadi, kalau saya nggak terlalu pusing sistemnya gini-gini, yang penting mulai dari diri sendiri deh. Karena yang bisa membentengi diri kita ya diri sendiri, bukan Irjen, bukan KPK, bukan Kejaksaan Agung," beber dia.
Baca juga: Jenis Bansos Apa yang Membuat Mensos Juliari Batubara Ditangkap KPK? Dapat Fee Rp 10 Ribu per Paket
Juliari melanjutkan, setiap orang perlu diingatkan, jika melakukan korupsi maka keluarga bakal ikut menanggung malu.
"Jadi pengendalaian korupsi itu ya diri sendiri, nggak ada orang lain. Inget lho, kalau kamu korupsi kasihan anak istrimu, kasihan anak suamimu. Mereka pasti keluar malu," ujar dia.
Jokowi Hormati Proses Hukum di KPK
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal penetapan Menteri Sosial Juliari Batubara sebagai tersangka.
Ia mengatakan akan menghormati proses hukum yang tengah berjalan di KPK.
Jokowi berujar, dirinya sejak awal sudah mengingatkan para menterinya untuk tidak korupsi.
“Kita hormati proses hukum yang tengah berjalan di KPK," ujarnya, dikutip dari Presidenri.go.id, Minggu (6/12/2020).
"Perlu juga saya sampaikan bahwa saya sudah ingatkan sejak awal kepada para menteri Kabinet Indonesia Maju: jangan korupsi!” jelas Jokowi.
Ia menegaskan, pejabat negara seharusnya menciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi dalam pemanfaatan anggaran negara baik untuk APBN maupun APBD provinsi, kabupaten, dan kota.
“Itu uang rakyat, apalagi ini terkait dengan bansos, bantuan sosial dalam rangka penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional."
"Bansos itu sangat dibutuhkan untuk rakyat,” tegas Jokowi.
Baca juga: Juliari Tersangka Korupsi Bansos, FPI: Ini Pengkhianatan Besar terhadap Rakyat di Tengah Bencana
(Tribunnews.com/Daryono/Nuryanti)