Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Founder Oerip Indonesia Dian Erra Kumalasari merasakan betul beratnya perjuangan perempuan-perempuan di daerah dalam mempertahankan ekonomi.
Pasalnya, selama pandemi Covid-19 dan pembatasan kegiatan masyarakat berkunjung ke daerah, membuat perempuan-perempuan tak mendapat penghasilan.
Apalagi, mata pencarian perempuan kepala keluaga itu tergantung dari penjualan kain serta tenun. Namun, hal itu tak membuat Dian Erra menyerah.
Setelah penerbangan pesawat diperbolehkan, ia langsung terjun ke pelosok-pelosok untuk bertemu dan membantu perempuan-perempuan itu di sektor ekonomi.
Dian memanfaatkan teknologi untuk menjual hasil-hasil kerajinan tenun di daerah.
Hal itu disampaikan Dian Erra dalam webinar BPIP bersama Kementerian PPPA bertajuk Spesial Hari Ibu: Perempuan Menggerakan Ekonomi Keluarga melalui kanal Youtube Kompas TV, Sabtu (19/12/2020).
"Di pedalaman itu mereka tidak mendapatkan penghasilan, satupun sarung tidak laku. Nah setelah penerbangan dibuka, saya tergerak hati saya untuk pergi ke pedalaman. Kita tembusin (tiba) di sana, hampir 6 bulan tidak ada penghasilan, tidak ada pemasukan dan hanya mengandalkan kondisi alam untuk bertahan," kata Dian Erra.
"Ternyata apresiasi dari seluruh Indonesia di Instagram itu luar biasa, kita langsung jualkan dan mendapat pemasukan yang waktu itu sekitar 40 juta. (Mereka) langsung menangis semua," tambahnya.
Dian merasa, ketangguhan dan perjuangan perempuan kepala keluarga di daerah patut diapresiasi.
Karena, kata Dian, mereka masih berjuang meski dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun. Bahkan, mereka tetap optimistis menjadi motor penggerak ekonomi di lingkungannya.
Dian bahkan menyebut, perempuan-perempuan tak hanya sebagai penenang di situasi sulit, namun penggerak ekonomi yang tangguh.
"Perempuan-perempuan ini luar biasa ya, di pelosok mereka bukan hanya sekedar penenang, tapi memang penggerak ekonomi keluarga," jelasnya.(*)