TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan dirinya menerima banyak keluhan atau komplain dari masyarakat terkait kebijakan Satgas Covid-19 untuk mewajibkan test antigen bagi calon penumpang pesawat dan kereta api.
Saleh sendiri mengaku mengapresiasi kebijakan itu jika benar-benar diarahkan dalam konteks mengurangi penyebaran virus Covid-19. Namun demikian, kebijakan tersebut diharapkan tidak malah justru mempersulit masyarakat.
"Dari kemarin, saya sudah dapat laporan dari masyarakat terkait ini. Rata-rata mereka mengeluh. Keluhan yang sama juga disampaikan lewat media-media sosial," ujar Saleh, dalam keterangannya, Selasa (22/12/2020).
Saleh mengungkap salah satu keluhan yang disampaikan adalah masa berlaku rapid antigen yang terlalu pendek. Masyarakat menilai bahwa rapid antigen yang hanya berlaku 3 hari terlalu pendek sebab sebelumnya rapid test dan swab/pcr berlaku lebih lama.
"Rapid tes antigen ini kan lumayan mahal. Jika orang bepergian di atas 4 hari, berarti dia harus melakukan test antigen 2 kali, saat berangkat dan saat pulang. Bagi mereka yang dananya terbatas, tentu memberatkan," kata dia.
Baca juga: Penumpang KA Keluhkan Masa Berlaku Rapid Test Antigen Hanya 3 hari
Keluhan lain, kata Saleh, disampaikan oleh masyarakat yang mengikuti test antigen di bandara. Karena keterbatasan petugas dan fasilitas, menyebabkan antrean cukup panjang dan dibutuhkan beberapa jam antrean untuk mendapatkan giliran.
"Karena antrean yang terlalu panjang, banyak di antara masyarakat yang ketinggalan pesawat dan mengganti jadwal penerbangannya. Lagi pula, antrean panjang pasti tidak enak. Apalagi ada penumpang orang tua, anak-anak, dan ibu-ibu hamil," jelas legislator dari dapil Sumut II tersebut.
Terkait hal itu, Saleh meminta Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan segera menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai aturan yang dinilai baik, justru menyulitkan masyarakat. Menurutnya harus ada upaya yang dilakukan untuk mengurangi beban masyarakat.
"Sekarang ini, sudah bayar mahal, antrean panjang pula. Nah, bisa gak pemerintah menggratiskan test antigen ini? Atau setidaknya mengurangi harganya? Kalau gak bisa, ya tolonglah pelayanan kepada masyarakat yang ingin menaati aturan pemerintah diperbaiki," tandasnya.