Baik itu di tingkat pusat, berkoordinasi dengan lintas departemen.
Koordinasi dengan pemerintah daerah. Menteri Kesehatan juga perlu merangkul organisasi profesi kedokteran dan kesehatan dan institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan yang memproduksi tenaga medis dan tenaga kesehatan.
3. Pembiayaan Kesehatan
Harus menjadi perhatian adalah pembiayaan kesehatan, distribusi tenaga kesehatan, penelitian kesehatan inovatif yang bertujuan untuk efisiensi pembiayaan kesehatan, serta upaya pencegahan penyakit.
Perlu efisiensi dalam pembiayaan kesehatan karena masalahnya terjadi dari hulu sampai hilir.
4. Riset
Riset kesehatan inovatif harus didukung terutama yang dilakukan oleh lembaga penelitian atau institusi pendidikan agar bisa menghasilkan produk yang murah untuk dapat digunakan masyarakat kita.
Secara nasional harus ada upaya kemandirian untuk pembuatan obat, vaksin, dan alat kesehatan yang memang di produksi dalam negeri.
Hal ini harus lebih dipercepat dalam era pandemi.
Saat ini, sudah terbukti bahwa para peneliti dari lembaga penelitian, institusi pendidikan, dan industri telah menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini, misal ventilator, robot, rapid diagnostic kit, baik rapid test antibodi maupun rapid test antigen, genose dan juga pengembangan vaksin, puluhan produk inovatif dihasilkan dalam masa pandemi ini.
5. Edukasi
Saat ini juga ada pekerjaan rumah pemerintah, yaitu bagaimana melakukan edukasi masyarakat agar dapat menjalankan protokol kesehatan.
Berbagai pengalaman libur panjang diikuti dengan peningkatan jumlah kasus hingga menembus beberapa angka psikologis, seperti 40.000, 100.000, dan 200.000.
Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Resmi Jabat Menteri Kesehatan, Politisi PDIP: Kita Harap Ini Tidak Spekulatif
Selain itu, informasi dari Tim Sinergi Mahadata UI dengan Facebook bahwa setelah libur panjang terjadi peningkatan kasus lebih dari 50 persen, terutama saat libur Idul fitri dan hari kemerdekaan.