Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komposis menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru direshuffl oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini bukan untuk mempersiapkan Pemilu 2024 mendatang.
Kendati belakangan ramai Presiden Jokowi disebut-sebut telah membentuk 'Menteri Kabinet 2024' karena telah mengajak masuk tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi untuk Pilpres Nanti.
Hal itu disampaikan Kepala Bakomstra Partai Demokrat Ossy Dermawan kepada wartawan, Jumat (25/12/2020).
"Saya rasa pemilihan para menteri oleh Presiden Jokowi dalam reshuffle ini bukan dalam rangka persiapan menyongsong 2024 melainkan dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul saat ini," kata Ossy.
"Utamanya krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi," lanjutnya.
Ossy mengatakan, dalam rangka menangani krisis akibat pandemi Covid-19, Presiden Jokowi harus tetap menjadi pemimpin dan dibantu para menterinya.
Dia berharap kondisi semakin membaik setelah adanya reshuffle kabinet.
"Kami berharap dalam masa krisis seperti saat ini seyogyanya pemimpin tetap berada di depan. A leader must be at the driving seat," ucapnya.
"Para menteri ini adalah pembantu Presiden. Ibarat di film, para menteri ini hanya pemeran pembantu, pemeran utamanya tetap Presiden. Dan rakyat menunggu apakah penanganan pandemi dan berbagai dampak negatifnya akan menjadi semakin membaik ke depan nanti pasca reshuffle ini," pungkasnya.