News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kinerja Mensos Tri Rismaharini

Risma Blusukan di Jakarta, PDIP Sebut Tradisi Serupa Dilakukan Jokowi Ketika Jadi Gubernur DKI

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Risma menemui warga penghuni kolong tol Gedong Panjang, Pluit, Jakarta Utara (30/12/2020).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, kegiatan blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini menunjukkan sikap seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat.

Menurut dia, tradisi menyapa masyarakat secara langsung mesti jadi bagian dari kultur kepemimpinan nasional.

"Tradisi blusukan ini juga dilakukan oleh Presiden Jokowi sebelumnya ketika beliau menjadi gubenur, sehingga ini harus menjadi bagian kultur kepemimpinan nasional kita, seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Selasa (5/1/2020).

Hasto mengatakan, kegiatan blusukan sudah menjadi karakter kepemimpinan Risma sejak menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

Baca juga: Polemik Blusukan Risma di Jakarta, Reaksi Pejabat DKI hingga Anggota DPRD Anggap Lebay

Ia berpendapat, apa yang dilakukan Risma merupakan cara membangun harapan bahwa masyarakat miskin tidak merasa ditinggalkan oleh negara.

Ia pun menilai, kepemimpinan Risma terbukti mampu membawa kemajuan keberpihakan bagi rakyat kecil di Kota Surabaya.

"Bu Risma juga kan belum lama dilantik, jadi karakter kepemimpinan Bu Risma setiap kunjungan ke daerah itu turun dan menyapa rakyat khususnya mereka yang miskin yang terpinggirkan yang diperlakukan tidak adil," ujar dia.

Hasto menambahkan, kegiatan blusukan Risma sebagai Mensos tak hanya dilakukan di Jakarta.

Ia mencontohkan, Risma sempat berkunjung ke Ponorogo, Jawa Timur, untuk bertemu dengan para penyandang disabilitas pada akhir tahun 2020.

"Apa yang dilakukan Bu Risma merupakan pelaksanaan semangat konstitusi, di mana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, bagaimana negara hadir, bagaimana keadilan sosial ini dikedepankan," tegas Hasto.

Dikritik Pejabat DKI

Kegiatan blusukan Risma setelah menjabat sebagai Mensos memang mendapatkan kritik dari sejumlah pihak, misalnya, Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi.

Ia mengomentari aksi blusukan Risma di Sudirman-Thamrin yang menemukan adanya gelandangan di wilayah tersebut.

Irwandi menegaskan, masalah gelandangan atau tunawisma bukan hanya ada di Jakarta, tetapi juga di seluruh kota besar di Indonesia.

"Saya bukan membela diri. Permasalahan tunawisma itu bukan di Jakarta saja. Ke Surabaya deh, di Medan, di Bandung. Ada enggak kota besar yang enggak ada manusiawi gerobak?" kata Irwandi, Selasa (5/1/2021).

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono juga melemparkan komentar serupa. Dia menilai, aksi blusukan Risma terlalu berlebihan.

"Jangan lebay saja, dikemas berlebihan norak jadinya. Yang dilakukan bu Risma termasuk kategori berlebihan," kata Mujiyono.

Kata Wagub DKI

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut Risma memiliki cara tersendiri menuntaskan kemiskinan di Indonesia.

Ia mengaku mendukung aksi Risma blusukan seperti yang dulu kerap dilakukan Presiden Jokowi.

"Mensos blusukan memang baik, penting melihat langsung, kami hormati. Silakan Mensos punya cara, metode mengatasi kemiskinan," ucapnya, Senin (4/1/2021) malam.

Baca juga: Temui Gelandangan di DKI, Risma: Bapak Saya Kasih Tempat Tinggal, Nanti Dijemput Tapi Bukan Satpol

Meski demikian, ia mengingatkan Risma bahwa kemiskinan tak hanya terjadi di DKI Jakarta.

"Masalah sosial, gelandangan, pengemis, pemulung yang tidur di kolong jembatan itu terjadi di mana? Terjadi hampir di seluruh provinsi, di seluruh kota," ujarnya di Balai Kota.

"Enggak cuma di Jakarta, tetapi diseluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia," tambahnya menjelaskan.

Untuk itu, politisi Gerindra ini menyarankan Risma untuk melanjutkan aksi blusukannya ke kota-kota lain.

Sebab, masih banyak daerah lain di Indonesia yang tingkat kemiskinannya jauh lebih parah dibandingkan Jakarta.

"Pasti Bu Risma enggak mikirin Jakarta saja, tetapi juga provinsi yang lebih membutuhkan. Saya tidak sebut ya provinsi mana yang paling miskin, yang paling banyak pengangyuran, saya tidak sebut," kata dia.

"Tapi, pasti setiap menteri punya kebijakan prioritasnya," lanjutnya.

Wagub  mengklaim, selama ini Pemprov DKI telah berupaya keras mengatasi kemiskiman yang ada di ibu kota.

Terlebih, masalah sosial terus bermunculan di masa pandemi Covid-19 ini.

"Kami Pemprov berusaha keras mengatasi masalah sosial, makanya ketika ada Covid-19 waktu itu kebijakan pak gubernur langsung berikan bansos. DKI menjadi provinsi pertama yang memberikan bansos karena ada orang yang kena PHK membutuhkan bantuan," tuturnya.

Blusukan Risma

Diberitakan sebelumnya dalam sepekan terakhir Risma blusukan ke tempat-tempat kumuh menemui pemulung dan gelandangan di Jakarta kemudian menawarkan bantuan.

Kemarin, Senin (4/1/2021)  mantan Wali Kota Surabaya itu menyambangi kawasan Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat.

Di kawasan tersebut, wanita yang akrab disapa Risma itu menemui beberapa gelandangan. Risma mengajak mereka agar mau menempati tempat penampungan sementara.

Pada kesempatan itu pula, Risma sempat berbicara dengan seorang perempuan bernama Fitri. Kepada Risma, Fitri mengaku tak mempunyai tempat tinggal.

Risma pun sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Fitri.

Namun, perempuan tersebut tak banyak menjawab pertanyaan Risma.

"Ibu mau ikut saya, ya. Nanti saya kasih tempat tinggal. Mau ya, Mau? Tapi ibu jangan kemana-mana. Nanti ada yang jemput," kata Risma dikutip dari keterangan resmi Kementerian Sosial pada Senin (4/1/2021) seperti dilansir Kompas TV.

Setelah berbincang dengan Fitri, Risma menemui seorang pria paruh baya yang tidur beralaskan kardus bernama Kastubi. Sama seperti Fitri, Kastubi juga mengaku tidak memiliki tempat tinggal.

"Bapak ikut saya, ya. Nanti saya kasih tempat tinggal biar bapak tidak kehujanan. Nanti ada yang jemput, tapi bukan Satpol PP. Tapi bapak jangan kemana-mana," kata Risma.

Tak hanya itu, tawaran yang sama juga disampaikan Risma kepada seorang laki-laki bernama Faisal.

Dari tiga orang itu, hanya Kastubi dan Faisal yang bersedia menerima penanganan dari Kemensos.

Bahkan, Faisal mengaku bersedia dipulangkan ke kampung halamannya di Asahan, Sumatera Utara.

Saat dijemput petugas yang dijanjikan Risma, kedua pria itu lalu diantar ke kantor Kemensos untuk sarapan.

Mereka lalu menerima assessment awal di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis "Pangudi Luhur", Bekasi, termasuk pengecekan kesehatan sesuai protokol pandemi Covid-19.

Selanjutnya, mereka akan mendapat penanganan sementara sebelum kemudian dikoordinasikan dengan pemerintah daerah.

Risma mengatakan, pihaknya tak ingin penanganan terhadap gelandangan hanya sebatas memberikan bantuan atas dasar belas kasihan.

Namun, Risma menginginkan lebih dari itu. Ia mengaku memperhatikan mereka terkait kemandirian untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Sumber: Kompas TV/Tribun Jakarta/Kompas.com

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasto Nilai Blusukan Ala Risma dan Jokowi Harus Jadi Kultur Kepemimpinan Nasional"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini