TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini telah memasuki beragam bidang termasuk kesehatan, khususnya dalam upaya menangani virus corona (Covid-19).
Kali ini tren teknologi yang masuk dalam era revolusi industri 4.0 digunakan untuk memecahkan masalah kesehatan melalui alat screening Covid-19 yang dikembangkan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGMK) yang disebut GeNose.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan inovasi ini sebagai langkah baru dalam upaya pemecahan masalah kesehatan.
"Nah yang menarik dari GeNose ini adalah upaya pemecahan masalah kesehatan dengan menggunakan revolusi industri ke-4 (4.0), karena yang digunakan adalah Artificial Intelligence," ujar Bambang, dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/1/2021) siang.
Baca juga: Menristek: GeNose Siap Diproduksi Hingga 40.000
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Izin GeNose Berlaku Hanya untuk Masa Pandemi Covid-19
Dalam mekanisme kerjanya, hembusan nafas seseorang akan dianalisa melalui machine learning, bagian dari AI.
Sehingga nantinya bisa keluar hasil positif atau negatif mengacu pada sampel nafas tersebut.
"Jadi, ketika anda mengambil hembusan nafas, nafasnya dimasukkan disimpan di dalam plastik kontainernya itu, kemudian plastik kontainernya itu dimasukkan ke mesin, maka yang bekerja dengan mesin itu adalah Artificial Intelligence," jelas Bambang.
Menurut Bambang, AI pada dasarnya merupakan machine learning atau mesin yang terus belajar.
Dalam pemanfaatannya pada GeNose, semakin banyak alat ini digunakan, semakin banyak data yang masuk, maka akan semakin akurat hasil yang keluar.
Pihak pengembang dari UGM pun akan memiliki koneksi dengan semua GeNose yang dipakai di seluruh Indonesia.
Data-data yang dipakai GeNose yang tersebar di seluruh pelosok, nantinya bisa dikirimkan ke server agar akurasi dari AI ini bisa terus diperbaiki.
"Jadi di sini kita melihat bahwa upaya menjaga kualitas setelah produksi, terus dilakukan. Dan bahkan dengan menggunakan tidak lagi pendekatan yang bersifat biasa, tapi pendekatan yang sifatnya online," tegas Bambang.
Ia pun mengaku bangga dengan inovasi bidang kesehatan karya anak bangsa yang menggunakan teknologi terkini itu.
"Jadi di sinilah kita bisa berbangga karena yang dilakukan adalah pendekatan teknologi yang paling mutakhir yaitu revolusi industri ke-4 untuk memecahkan masalah kesehatan," pungkas Bambang.