TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tri Rismaharini menolak kritik yang menganggap dirinya hanya sibuk dengan kegiatan blusukan untuk mencari tunawisma tanpa menghiraukan persoalan lain dalam kapasitasnya sebagai menteri sosial.
Menurut Risma, kegiatannya bertemu dengan tunawisma tanpa dijadwalkan terlebih dahulu.
Artinya, kegiatan tersebut hanya atau bersifat situasional.
"Saya tuh kerja juga mbak, saya tuh jalan ke kantor itu pagi. Itu kan nggak blusukan. Sebagai contoh ketemu di jalan besar, saya coba tanya mereka, saya tidak blusukan. Saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma di Grand Kemala Lagoon, Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (8/1/2021).
Baca juga: Risma Ungkap Tangannya Pernah Patah Karena Masuk Got, Jalani Operasi 5 Jam
Risma mengaku tidak paham jika kegiatannya dalam menolong orang masih dipersoalkan oleh sejumlah pihak.
Padahal, pertolongannya itu hanya sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan.
"Saya sebagai manusia dan tolong jangan lihat saya sebagai Menteri Sosial. Saya sebagai manusia saya lihat mereka tidur di gerobak, dia tidurnya di gerobak. Saya manusia apa kalau saya diam saja?," ungkapnya
Dia menuturkan kegiatannya tersebut juga telah lama dilakukannya sejak masih menjadi Wali Kota Surabaya.
Risma bilang, kegiatannya itu sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat dan Tuhan.
"Saya manusia Mbak, saya punya tanggung jawab dan saya punya pendapatan lebih dibandingkan mereka. Saya wajib untuk zakat, saya wajib untuk amal. Nggak usah lihat saya sebagai Menteri Sosial. Tetapi saya juga bekerja dan saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya," tegasnya.
Baca juga: Bantah Settingan, Risma Mengaku Tidak Kenal Pemulung Kastubi yang Viral di Media Sosial
Lebih lanjut, dia memastikan tidak akan pernah menelantarkan pekerjaannya sebagai Menteri Sosial meskipun kerap melakukan blusukan bertemu dengan tunawisma.
"Saya di Surabaya itu saya banyak keluar negeri tetapi saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan Saya. Bahkan sering saya telepon tiba-tiba tengah malam ke Surabaya, tolong ini ditangani ini ini ini. Pernah suatu saat saya mau naik pesawat tiba-tiba ada orang yang tidak mau diajak ke rumah sakit oleh Linmas saya. Langsung saya tolong," bebernya.
"Jadi tolong mbak apa kita tidak bisa melihat bahwa kita manusia tanggung jawab kita kepada Tuhan. tolong dilihat itu nggak usah kita lihat jabatannya. Setiap manusia berhak tanggung jawab kepada Tuhan. Apakah kita semua sudah mati apa kalau kita diam saja? Coba bayangkan di gerobak itu ada anak-anak. Coba kalau itu kena kita rasanya seperti apa. Kita manusia apa? kalau kita melihat seperti itu tetapi kita diam saja," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR Nurhadi tidak mempersoalkan aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini yang kerap blusukan ke berbagai tempat.
Menurutnya, blusukan mungkin sudah menjadi kebiasaan Risma dalam bekerja sejak menjadi Wali Kota Surabaya dan kini menjadi Menteri Sosial, agar lebih mengetahui persoalan yang ada di lapangan
"Saya tidak masalah, asalkan permasalahan lain, yang sedang ada di Kementerian Sosial juga harus diperhatikan, dan segera dibenahi," tutur Nurhadi saat dihubungi, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
"Ada PR (pekerjaan rumah) yang lebih penting, seperti misalnya permasalahan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) juga harus menjadi atensi Ibu Mensos agar bansos tepat sasaran, tidak ada celah untuk dikorupsi," sambung politikus NasDem itu.
Nurhadi pun mengingatkan Risma soal anggaran sebesar Rp 1,36 triliun yang dialokasikan Kemensos pada tahun ini untuk pembenahan DTKS yang jadi dasar penyaluran bantuan sosial (Bansos), agar berjalan dengan baik.
Peningkatan kualitas data terpadu, kata Nurhadi, telah sesuai arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar penyaluran bantuan pemerintah tepat sasaran dan efektif mendorong perekonomian.
"Meningkatkan kualitas DTKS yang akan jadi data referensi satu-satunya semua program perlindungan dan jaminan sosial," tuturnya.