Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof.Dr.Sri Rezeki Hadinegoro memberikan apresiasi kepada Badan POM atas kerja keras dalam menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin Covid-19 Sinovac.
Ia mengatakan, prosedur yang dilakukan BPOM telah sesuai dengan standar international, terlihat dari upaya Badan POM terlibat dari sejak penyusunan proposal uji klinik fase 3 di Bandung, inspeksi ke pabrik Sinovac di Beijing, dan melakukan supervisi kepada lokasi penelitian secara berkala.
Lalu, mengevaluasi kemajuan uji klinik dengan mengadakan pertemuan untuk melakukan
kajian dari para pakar terkait, dengan memperlihatkan aspek independen dari tugas National Regulatory Authority (NRA).
Dalam melakukan kajian, Badan POM juga berhubungan dengan NRA di negara lain untuk berdiskusi dan mendapatkan tambahan data dukung dari negara lain yang melakukan penelitian uji klinik serupa.
Baca juga: Cek Nama Penerima Vaksin Covid-19 via pedulilindungi.id/cek-nik, BPOM Jelaskan Efek Sampingnya
"Sebagai regulator, Badan POM juga diawasi oleh WHO untuk bekerja sesuai standar international," ujarnya dalam konferensi pers yang diadakan oleh BPOM secara virtual, Senin (11/1/2021).
Untuk itu, dari penerbitan EUA vaksin Covid-19 Sinovac (CoronaVac) oleh Badan POM diharapkan dapat memberi rasa aman dalam menerima vaksin prioritas pertama pada sebagai tenaga kesehatan yang berada di garda depan sudah seharusnya pertama kali dilindungi.
"Bukan hanya untuk individu nakes tetapi juga pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya," ungkap Sri.
ITAGI pun menyakini, vaksin CoronaVac aman dan bermanfaat dalam melengkapi protokol kesehatan dalam upaya meredakan pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Vaksinasi tidak menjamin 100 persen terkena Covid-19. Tapi, kalau kena juga tidak berat karena sudah ada imun," katanya.