Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komjen Listyo Sigit Prabowo dinilai perlu melakukan konsolidasi internal Polri, setelah dirinya ditunjuk menjadi calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.
Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran (UNPAD), Muradi mengatakan, penunjukkan calon Kapolri merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pastinya pemilihan Komjen Listyo Sigit sudah melalui berbagai pertimbangan.
"Pak Sigit punya semua kedekatan, punya kemampuan walaupun angkatan lebih muda tapi itu bukan pengalaman yang pertama. Tinggal bagaimana Pak Sigit melakukan konsolidasi," kata Muradi saat dihubungi, Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Harta Kekayaan Listyo Sigit Prabowo, Calon Tunggal Kapolri yang Ditunjuk Jokowi
Oleh sebab itu, Muradi menyarankan kepada Listyo segera melakukan konsolidasi internal sebelum dilakukan pelantikan oleh Presiden Jokowi.
Ia menyebut, ada tiga hal yang harus dilakukan Listyo untuk melakukan konsolidasi internal Polri.
"Pertama, kemaskan faksi-faksi, orang-orang itu harus diakomodir. Akomodir bisa tiga hal, yakni posisi jabatan, akses, dan kesempatan. Itu saya kira perlu dibuka oleh Pak Sigit agar iramanya sama di internal," paparnya.
Kedua, kata Muradi, Listyo harus memiliki karakteristik program yang berbeda dari sebelumnya.
Baca juga: Istana Harap DPR Proses Komjen Listyo Sigit Prabowo Jadi Kapolri Secara Cepat
Listyo perlu membaca visi misi Presiden yang ada di dalam kampanye Pemilu 2019-2024, yaitu penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas).
"Ini perlu menjadi isu utama yang harus seirama dengan visi Presiden. Saya kira dengan kedekatan secara psikologis, Pak Sigit bisa memahami konteks itu," ucapnya.
Ketiga yaitu, Listyo harus mengakomodir harapan publik terkait persoalan-persoalan hukum di dalam negeri.
"Saya kira Pak Listyo Sigit harus menjaga ritme pekerjaan, yakni ritme kerja dan harapan publik. Ini harus diintegrasikan lagi," tuturnya.