News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

BREAKING NEWS: Tim DVI Kembali Berhasil Identifikasi 6 Korban Sriwijaya Air SJ-182, Ini Nama-namanya

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menempel nama-nama penumpang Sriwijaya SJ182 di Aula Serba Guna Angkasa Pura Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Kalbar, Sabtu (9/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ182 diduga jatuh di perairan Pulai Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pada pukul 14.30 WIB. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi 6 jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Kamis (14/1/2021) petang.

Seluruh korban yang teridentifikasi didapat dari proses rekonsiliasi atau pencocokan sidik jari dari bagian tubuh yang ditemukan dengan sidik jari dalam data kependudukan.

Dua korban juga berhasil teridentifikasi dari hasil pemeriksaan sampel DNA.

Baca juga: TNI AL Kerahkan Pesawat Patroli Maritim Untuk Cari Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

"Hasil pada hari ini, Tim DVI telah melakukan rekonsiliasi dan berhasil mengidentifikasi sebanyak 6 korban," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis petang.

Adapun keenam nama terbaru itu adalah:

1. Ricko (32) nomor manifes 15

2. Ihsan Adhlan Hakim (33) nomor manifes 49

3. Supianto (37) nomor manifes 20

4. Pipit Piyono (23) nomor manifes 8

5. Yohanes Suherdi (37) nomor manifes 14

6. Mia Tresetyani (23) nomor manifes 5 (kru pesawat)

Baca juga: Klarifikasi KNKT soal Kecepatan Sriwijaya Air saat Jatuh: Mobil Balap Saja Tidak Secepat Itu

Dengan tambahan hari ini, total Tim DVI Polri sudah berhasil mengidentifikasi 12 jenazah penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Tim DVI Polri sebelumnya sudah berhasil mengidentifikasi enam korban Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Kepuluan Seribu, Jakarta.

Okky Bisma (29) menjadi korban pertama yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polri.

Hasil identifikasinya diumumkan, Senin (11/1/2021) sore.

Kemudian, Selasa (12/1/2021), tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi tiga korban lainnya.

Ketiganya masing-masing atas nama Fadli Satrianto, Khasanah, dan Ashabul Yamin.

Baca juga: Pasangan Suami Istri Berhasil Diidentifikasi Sebagai Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

Rabu (13/1/2021), Tim DVI Polri kembali berhasil mengidentifikasi dua korban lagi atas nama Indah Halimah Putri dan Agus Minarni.

306 Personil Gabungan Diturunkan untuk Identifikasi Korban

Sebanyak 306 personil gabungan diturunkan dalam proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Kepala Biro Penmas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan tim gabungan yang terlibat merupakan ahli bidang forensik dan kedokteran yang terdiri dari TNI, Polri, dan dari ikatan dokter ahli forensik.

"Semua, ahli. Semua dalam bidang forensik, itu ada semua terlibat. Ada kedokteran, TNI, Polri dan dari ikatan dokter ahli forensik kita, ikut dalam tim utk melakukan indentifikasi di sini," kata Brigjen Rusdi pada konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Senin (11/1/2021).

Ia berharap proses identifikasi jenazah korban berjalan lancar dan efektif untuk membantu keluarga korban.

Baca juga: 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan

Baca juga: Kunjungi Posko SAR Terpadu JICT, Komisi V DPR: Kejadian Ini Jangan Sampai Terjadi Lagi

Pihak RS Polri juga memberikan bimbingan psikologis kepada para keluarga korban untuk membantu secara emosional agar dapat menerima musibah

"Kita memberikan bimbingan kpd kluarga korban agar keluarga korban scr psikologis tdk terganggu dan bs menerima musibah itu," ujar Rusdi

"Ya, mudah-mudahan semua berjalan efektif bisa membantu keluarga korban menerima keadaan dan psikologi keluarga korban bisa tetap normal," lanjutnya.

Baca juga: Ikatan Pilot: Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air Harus Sesuai Ketentuan ICAO Annex 13

Rusdi belum dapat memastikan secara rinci kapan proses identifikasi jenazah korban dapat diselesaikan.

Namun ia dan timnya berupaya bekerja keras untuk dapat mengumpulkan data ante mortem dari para keluarga korban untuk memudahkan dan mempercepat proses identifikasi.

"Tidak ada (target) karena terpenting ketepatan bukan kecepatan, maka kami minta kesabaran keluarga korban," ujarnnya.

Baca juga: Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Masih Dilakukan, Diduga Tertimbun Puing-puing Pesawat

Sebelumnya Rusdi menyebut hingga pukul 9 pagi, RS Polri Kramat Jati telah menerima 16 kantong jenazah korban dan juga 3 kantong berisi properti korban dari Sriwijaya Air SJ -182 pada Senin (11/1/2021).

RS Polri juga telah mendapat 40 sampel DNA, dengan rincian 14 sampel itu didapatkan di RS Polri di Kramat Jati, kemudian 24 sampel didapatkan dari Pontianak, satu sampel dari Jawa Timur, kemudian satu sampel dari Sulawesi Selatan.

"Nanti akan kita update lagi pada pukul 17.00," kata Rusdi.

Baca juga: Viral Video Diduga Pilot Sriwijaya Air Kapten Afwan Bernyayi Lagu Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi

Kondisi Jenazah Jadi Tantangan

Kabid DVI Pusdokkes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi menyebut kondisi jenazah korban yang tidak utuh akan menjadi kendala tersendiri bagi tim DVI dalam melakukan proses identifikasi.

"Baru hari ini lah kita akan memeriksan kiriman body part dari TKP. Memang kendala mendapatkan kondisi jenazah tidak utuh tantangannya lebih berat," kata Ahmad Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (11/1/2021).

Meski demikian, Fauzi mengatakan bahwa tantangan itu tak menyurutkan tim DVI untuk berhenti mengidentifikasi korban.

Baca juga: Selain Kotak Hitam, Secara Simultan Tim Juga Fokus Cari Korban dan Material Pesawat SJ182

"Tapi tidak berarti itu tidak bisa dilakukan," tambahnya.

Fauzi mengatakan, tim DVI memiliki teknik-teknik tertentu untuk mengidentifikasi korban dalan kondisi tidak utuh. Sehingga bisa minimalisir sampel tidak dapat dibaca. 

Ia pun tak merinci secara detail teknik apa yang akan digunakan dalam proses identifikasi itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini