Meski begitu, dalam 30 hari itu, belum termasuk analisis KNKT.
Pasalnya, akan butuh waktu lebih lama untuk mengetahui penyebab Sriwijaya Air jatuh.
Baca juga: Suasana Duka di Pemakaman Korban Sriwijaya Air SJ 182 Okky Bisma, Tangis Sang Istri Pecah
Baca juga: Rizki Wahyudi jadi Korban Sriwijaya Air yang Jatuh, Hendak Belikan Ibu Mobil, Sudah Bawa Rp 31 Juta
"Namun dalam 30 hari itu, mungkin belum termasuk analisis KNKT."
"Karena butuh waktu untuk mengungkap penyebabnya seperti apa, masalahnya di mana, atau pemeliharaannya bagaimana, semua pasti akan diungkapkan,” terangnya.
Diketahui, tim gabungan telah menemukan black box berupa flight data recorder (FRD) Sriwijaya Air SJ0182 pada Selasa (12/1/2021) di sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Pencarian CVR Sriwijaya Air Dimaksimalkan
Memasuki hari keenam pencarian, Direktur Operasi Badan SAR Nasional, Brigjen TNI (Marsekal) Rasman, mengatakan pihaknya akan memaksimalkan pencarian cockpit voice recorder (CVR).
Dilansir Kompas.com, Rasman menyebutkan tim SAR gabungan masih memiliki alat utama laut yang memiliki kemampuan sonar bawah air.
"Alat laut yang mempunyai kemampuan deteksi bawah air yang mudah-mudahan kami akan memaksimalkan."
"Khususnya di dalam pencarian bagian daripada kotak hitam CVR yang mudah-mudahan kita berdoa bersama itu bisa ditemukan," tuturnya, Kamis (14/1/2021).
Selain CVR, pencarian korban juga terus dimaksimalkan.
Rasman mengungkapkan, ada 54 kapal dan 13 pesawat yang dikerahkan dalam pencarian hari keenam saat ini.
Baca juga: 268 Penyelam Masuk Lokasi Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: Hari Ke-6, Pencarian Korban Sriwijaya Air SJ 182 Lewat Udara akan Diperluas
Tak hanya itu, 18 alat laut skala kecil seperti sea rider, jetski, dan perahu karet, juga turut dikerahkan.
"Karena ini sudah masuk hari keenam tentunya apabila ada bagian-bagian atau korban yang mungkin terbawa arus tentu mungkin sudah cukup jauh," tandas dia.