News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Sulbar M 6,2 di Majene, BMKG Mencatat Sebanyak 28 Kali Guncangan Terjadi

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gedung kantor Gubernur Sulawesi Barat akibat gempa kuat susulan yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari pukul 01.20 WITA. BMKG mencatat ada 28 kali guncangan yang terjadi di Majene, Jumat (15/1/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Gempa kembali mengguncang Sulawesi Barat (Sulbar) tepatnya di Majene dan Majunu pada dini hari tadi, Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB.

Episenter terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, tepatnya di darat pada kedalaman 10 km.

Sehari sebelumnya (14/1), gempa berkekuatan M 5,9 juga terjadi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 28 kali guncangan yang terjadi di Majene.

Data itu sejak hari Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB hingga pagi hari ini Jumat (15/1) pukul 06.00 WIB.

Baca juga: Pemerintah Diminta Menggratiskan Biaya Perawatan dan Pengobatan Para Korban Gempa di Sulbar

Baca juga: FAKTA Gempa M 6,2 di Majene, Sulbar: 8 Orang Meninggal, 300 Rumah Rusak, Kantor Gubernur & RS Ambruk

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene," keterangan tertulis Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Tribunnews, Jumat (15/1/2021).

Ia menyebut gempa dini hari tadi dan kemarin (14/1), yakni gempa akibat pergerakan sesar Mamuju-Majene.

"Gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust," ujar pria itu.

Menurutnya, pergerakan sesar itu sama seperti gempa Lombok beberapa tahun lalu.

Gedung kantor Gubernur Sulawesi Barat akibat gempa kuat susulan yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari pukul 01.20 WITA. (IST)

Baca juga: BMKG: Gempa Majene Tergolong Gempa Dangkal dengan Magnitudo Besar

Baca juga: Atas Perintah Jokowi, Doni Monardo dan Mensos Risma Terjun ke Lokasi Gempa di Sulawesi Barat

"Mekanisme sesar naik ini, mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene," jelas Daryono.

Gempa M 6,2 dini hari tadi berstatus sebagai gempa utama (mainshocks).

Sementara, gempa pada hari kemarin Kamis (14/1) sebgai gempa pembuka (foreshock).

Seperti halnya gempa pertama kemarin, dampak gempa dini hari tadi dirasakan di Majene dan Mamuju mencapai skala intensitas V-VI MMI dimana memicu kerusakan.

Struktur beton di bangunan bertingkat gedung gubernuran Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat hancur remuk pasca gempa susulan mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 02.30 WITA. (IST)

Sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting).

Pihaknya menghimbau masyarakat untuk tenang namun tetap waspada.

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang tetapi waspada," ujar Daryono.

Hal ini karena kemungkinan adanya gempa susulan.

Baca juga: Puan Minta Pemerintah Utamakan Penyelamatan dan Pencarian Korban Gempa Bumi di Sulawesi Barat

Baca juga: Catatan Sejarah Gempa di Sulawesi Barat: Terjadi 1967,1969 dan 1984, Dua Kali Diterjang Tsunami

"Gempa susulan masih akan terus terjadi seperti lazimnya pasca gempa kuat akan diikuti rangkaian gempa susulan."

"Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan yang kekuatannya signifikan," tuturnya.

Daryono menyebut BMKG  akan terus mengawasi aktivitas gempa ini.

"BMKG akan terus memantau aktivitas gempa yang terjadi dan dilaporkan kepada masyarakat," pungkasnya.

Dampak Gempa Guncang Sulbar, Data Sementara 4 Orang Meninggal Dunia, 3.000 Orang Mengungsi

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui BPBD Kabupaten Majene menginformasikan 4 warganya meninggal dunia.

Lalu, lebih dari enam ratus menderita luka-luka akibat gempa yang melanda Provinsi Sulawesi Barat.

Angka tersebut bertambah satu usai sebelumnya tercatat warga yang meninggal dunia berjumlah 3 orang.

"BPBD setempat terus melakukan upaya penanganan darurat dan memutakhirkan data dampak pascagempa M 6,2 yang terjadi pada Jumat dini hari pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat," kata Raditya Jati selaku Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Gempa Mamuju Runtuhkan Kantor Gubernur, Rusak Puluhan Rumah dan Putus Akses Jalan

Dari Data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, tercatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka.

Sementara, 3.000 lainnya mengungsi di BPBD setempat terus melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan.

"Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam,  komunikasi selular tidak stabil dan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene – Mamuju," tambahnya

Sedangkan pada Kabupaten Mamuju, dikatakan Radit, BPBD setempat menginformasikan kerusakan berat (RB) antara lain Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat dan sebuah mini market.

"Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu di wilayah Mamuju. Kerusakan rumah warga masih dalam pendataan," tambahnya.

"BNPB terus memonitor upaya penanganan darurat di lapangan dilakukan oleh berbagai pihak, seperti BPBD, BNPP/Basarnas, TNI, Polri, sukarelawan dan mitra terkait lainnya," pungkas Radit.

(Tribunnews.com/Shella/Reza Deni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini