Ketua Majelis Ponpes Salafiyah (MPS) Banten, KH Martin Syarkawi, mengatakan Komisaris Jenderal Listyo Sigit dekat dengan jawara dan ulama.
Menurut dia, Komisaris Jenderal Listyo Sigit peduli terhadap keberadaan pondok pesantren (ponpes).
Salah satunya membangkitkan ekonomi dan kemandirian ponpes salafiyah yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan di Provinsi Banten.
“Pak Sigit nanya, kira-kira solusinya apa untuk menjaga kemandirian ponpes salafiyah ini. Lalu terpikirlah untuk membangun pemberdayaan ekonomi pesentren," kata dia, kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).
Dari ide tersebut akhirnya muncul program Rumah Pangan Santri (RPS).
Setelah didata diverifikasi ada sekitar 150 lebih ponpes yang diikutsertakan dalam program tersebut.
Konsep RPS seperti warung menyediakan gas, beras dan kebutuhan pokok lainya.
Untuk memuluskan program tersebut Sigit akhirnya merangkul Bulog dan Pertamina.
“Saya berkelakar ke Pak Sigit kalau dagang kita tidak punya modal. Alhamdulillah akhirnya beliau memberikan modal Rp20 juta untuk masing-masing RPS," ungkapnya.
Hingga saat ini, Ketua Pimbina Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Serang itu mengaku, RPS yang dibangun Sigit saat menjabat Kapolda Banten sudah berkembang dan mampu menghidupkan ponpes.
"Pak Sigit juga memfasilitasi juga untuk jadi pangkalan gas 3 kilogram. Ini sangat luar biasa karena membantu ekonomi pesantren," kata dia.
Pengasuh Ponpes Al Fathoniyah Serang itu menilai sampai saat ini kepedulian Sigit terhadap ponpes sangat tinggi.
Buktinya meski sudah berdinas di tempat lain dia masih memberi perhatian.
"Pernah jam 2 malam saya ditelepon sama beliau, katanya ada pesantren terbakar di Lebak. Beliau minta saya berangkat ke sana untuk melihat kondisi dan apa yang diperlukan," ingat Kiai Syarkawi.
Pada awal Desember 2020 lalu, Komisaris Jenderal Listyo Sigit membantu warga untuk merawat dan memelihara pondok pesantren.
Pondok Pesantren tersebut, yaitu Pondok Pesantren Salafiah Tajul Falah di Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten.
Pondok pesantren ini merupakan salah satu pondok tertua di Lebak yang didirikan Almarhum Abuya Umar yang dilanjutkan oleh anaknya yakni, almarhum KH. Cece Asasudin.
Sang anak merupakan jebolan kota suci Mekah dibawah pimpinan Sayyid Muhamad Alawy Al Maliki. Beliau mengeyam pendidikan di Mekah hampir 18 tahun.