Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kramat Jati hingga hari Minggu (17/1/2021) telah menerima total sebanyak 188 kantong body part atau bagian tubuh korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Kombes Hery Wijatmoko mengatakan sampai pukul 9 pagi ini pihaknya telah menerima laporan orang hilang sebanyak 62 laporan.
Sehingga data laporan orang hilang dinyatakan sudah lengkap, namun pihaknya akan terus melakukan update.
“Jadi sudah ada lengkap yang melaporkan namun kami tetap melakukan update untuk data yang disampaikan kepada kami,” kata Hery Wijatmoko pada konferensi pers di RS Polri, Minggu (17/1/2021).
Baca juga: Rumah Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 Dibobol Maling, Sejumlah Barang Berharga Hilang
Sampai hari ini, pihaknya juga telah menerima total 188 kantong body part yang semuanya itu terdiri dari 162 yang sudah diperiksa dan sisanya 26 masih dalam proses pemeriksaan.
“Pagi ini kami melakukan pemeriksaan dengan empat meja dengan empat tim lengkap termasuk dari INAFIS,” kata Hery.
Baca juga: Tim SAR Kumpulkan 298 Kantong Potongan Tubuh Penumpang Sriwijaya Air, 24 Orang Teridentifikasi
Hery mengatakan, total sampel yang telah diterima di laboratorium DNA Pusdokkes Polri sebanyak 351, yang terdiri atas 208 sampel postmortem dan 143 dari ante mortem.
Sehingga, dijelaskannya ada beberapa sampel antemortem yang tengah dikejar dan dikumpulkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Salah satunya sampel yang dari Jawa tengah.
“Karena untuk DNA pemeriksaan DNA itu kalau jenis kelaminnya sama kami harus menentukan pemeriksaan lebih mendalam untuk si A si B nya. Kemudian semuanya saya sudah running dalam pemeriksaan tinggal melakukan analisa,” kata Hery.
Hingga Sabtu sore Tim DVI RS Polri telah melakukan dan berhasil mengidentifikasi total sebanyak 24 korban yang telah di rilis semuanya oleh Karopenmas tim INAFIS.
Dari 24 korban yang telah diidentifikasi itu, 15 diantaranya berhasil diidentifikasi dengan menggunakan data primer DNA, adapun 12 lainnya berhasil diidentifikasi lewat sidik.
“Jadi artinya ada beberapa jenazah yang telah terkonfirmasi menggunakan DNA dan sidik jari. Satu saja sudah cukup, tapi ternyata dengan dua-duanya jadi lebih menguatkan untuk proses pencocokan,” kata Hery.