News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kondisi Laut Membahayakan Penyelam di Hari Terakhir Perpanjangan Operasi SAR Sriwijaya Air SJ 182

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kunjungan kerja Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Pulau Lancang, Kepulauan Seribu dalam rangka menyemangati para Tim Gabungan pencarian dan pertolongan untuk terus berjuang menemukan jasad korban, serpihan pesawat, dan kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182, Selasa (19/1/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan saat ini penyelam gabungan operasi SAR Sriwijaya Air SJ 182 di hari terakhir perpanjangan kedua operasi tersebut, Kamis (21/1/2021) terkendala cuaca yang kurang bersahabat. 

Rasman mengatakan kondisi cuaca tersebut membahayakan bagi para penyelam. 

"Faktor cuaca, bahaya kalau menyelam Dalam kondisi begini," kata Rasman di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Kamis (21/1/2021).

Di Posko JICT II sendiri hingga sekira pukul 13.00 WIB tampak mendung disertai gerimis. 

Genangan air akibat hujan juga tampak di sana-sini. 

Sementara itu Pasops Satgasla SAR TNI AL Letkol Laut (P) Faruq Dedy mengatakan beberapa hari terakhir cuaca di lokasi pencarian kurang bersahabat baik di atas permukaan maupun di bawah air.

Baca juga: Suasana Posko JITC II di Hari Terakhir Perpanjangan Operasi SAR Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182

"Visibility (jarak pandang) para penyelam terbatas sekali. Bahkan visibility hanya sekitar 10 sampai 20 cm," kata Faruq. 

Tidak hanya itu, kata Faruq, beberapa hari belakangan arus di bawah permukaan cukup kencang sehingga penyelam harus menunggu waktu yang pas untuk kembali menyelam. 

"Gelombang beberapa hari ini kurang bagus. Kurang lebih sampai dua meter di atas permukaan," kata Faruq. 

Namun demikian, kata Faruq, sampai saat ini seluruh penyelam dalam kondisi aman. 

"Yang jelas masih ada reruntuhan puing-puing di sana. Cuma perlu dipikirkan lagi metode yang tepat untuk pengangkatan jika memang nanti diperlukan, karena materialnya cukup berat," kata Faruq. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini