TRIBUNNEWS.COM - Nama Kapolda Aceh, Irjen Wahyu Widada, mencuat semenjak mengantar makalah calon Kapolri, Komjen Listyo Sigit Prabowo untuk uji kelaykan ke DPR RI.
Ia yang merupakan teman seangkatan Listyo Sigit di Akademi Kepolisian (Akpol) 91 itu kini digadang-gadang menjadi Kabareskrim.
Untuk diketahui, jabataan Kabareskrim yang diemban Komjen Listyo Sigit tak lama lagi akan kosong jelang pelantikannya sebagai Kapolri baru pengganti Jenderal Polisi Idham Azis.
Lalu nama Wahyu Widada muncul untuk mengisi jabatan tersebut.
Baca juga: LENGKAP Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 Halaman 116 112 117 119 Subtema 2 Pembelajaran 6
Baca juga: Soal dan Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 4 SD/MI Tema 6, Halaman 103,104,105,106 : Cita-Citaku
Seperti yang diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) dalam datanya mengungkap Wahyu Widada masuk dalam kandidat Kabaresrkrim bersama sejumlah Irjen lainnya.
Baca juga: 4 Jenderal Ini Berpeluang Kuat Jadi Kabareskrim Polri, 3 di Antaranya Kini Menjabat Kapolda
Inilah profil dan sepak terjang Irjen Wahu Widada, Kapolda Aceh yang disebut masuk kandidat Kabareskrim:
Ketua Tim Ahli Perumus Naskah Visi misi Calon Kapolri Listyo Sigit Prabowo
Irjen Pol Wahyu Widada (Kapolda Aceh) merupakan Ketua Tim Naskah makalah visi misi Listyo Sigit Prabowo didampingi Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo
Hal tersebut dibenarkan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Wahyu Widada lahir di Sleman Yogyakarta 11 September 1969.
Wahyu Widada adalah lulusan terbaik Akpol 1991, rekan angkatan Listyo Sigit Prabowo.
Saat ini Wahyu menjabat Kapolda Aceh sejak 2 Februari 2020.
Jabatan sebelumnya Kapolda Gorontalo.
Wahyu Widada yang memiliki latar belakang reserse.
Profil Wahyu Widada
Irjen Wahyu Widada merupakan seorang Perwira Tinggi yang berprestasi.
Dia sudah berwara-wiri pada sejumlah jabatan penting di lingkungan Polri.
Lulus sebagai Akabri pada tahun 1991 Wahyu Widada terus menunjukkan prestasi luar bisa hingga pimpinan mempercayakannya pada sejumlah jabatan, mulai dari kapolres hingga kapolda.
Pada tahun 1998 dia juga lulus dari Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Tak hanya pendidikan polisi, Wahyu Widada juga menempuh dikjur seperti sekolah penerbang, PA Intelkrim, PA Brimob, hingga National Management Course.
Wahyu pernah menjabat sebagai Kapolres Pekalongan pada tahun 2009.
Di tahun yang sama, saat itu dia ditunjuk sebagai Sekretaris Pribadi (Sespri) Kapolri.
Tak butuh waktu lama bagi Wahyu untuk meretas karier kepolisiannya setingkat demi setingkat.
Setahun setelah itu, dia dipromosi menjadi Kapolres Tangerang.
Pada 2011 menjadi Kapolres Metro Tangerang.
Wahyu Widada kemudian mendapat jabatan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Banten pada tahun 2013.
Setahun setelah itu, Wahyu kembali ditarik ke Mabes Polri, tepatnya ke Bareskrim sebagai analis kebijakan madya bidang Pidter.
Pada tahun 2015, Brigjen Wahyu menjadi Staff Kepresidenan (Pamen Bareskrim).
Kariernya kian menanjak pada tahun 2016, ia menjadi Kabagren Rojianstra SSDM Polri.
Kemudian sebagai Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Kemahasiswaan STIK/PTIK.
Selanjutnya pada 2017, Wahyu dipercaya pada posisi Karojianstra (Kepala Biro Kajian Strategi) SSDM Polri lalu pada tahun yang sama dipromosikan sebagai Wakapolda Riau.
Setahun setelah itu Wahyu Widada dipromosi lagi sebagai Kapolda Gorontalo dan pada tahun 2020 menjadi Kapolda Aceh menggantikan Irjen Pol Rio S Djambak.
Wahyu Widada Juga Sukses Antarkan Tito Karnavian Jadi Kapolri
Beberapa perwira menengah dan perwira tinggi turut andil dalam menyiapkan berbagai data untuk proses uji kelayakan dan kepatutan Tito Karnavian di Komisi III DPR RI, Kamis (26/6/2016) kemarin.
Sekitar 20 anggota Polri berperan menyiapkan berbagai keperluan dan data untuk kesuksesan Tito saat menjalani fit and proper test menjadi calon kapolri.
Mereka-mereka ini diminta dan ditunjuk langsung Tito menjadi tim pemikir dan tim pencari data.
Wahyu Widada yang saat itu berpangkat Kombes ikut serta dalam tim pemikir.
Dia mengaku senang bisa terpilih dan ambil bagian sebagai tim pemikir.
"Total yang terlibat untuk fit and proper test ada 20 orang, termasuk yang mencari data. Kalau tim intinya ada beberapa perwira," kata Wahyu kepada Tribunnews.com.
Wahyu Widada yang juga mantan Kapolres Metro Tangerang Kota ini mengaku dalam tim tersebut, ia hanya mengurus administrasi.
"Saya hanya mengurus administrasi, tim mengetik, yang ngetik naskah," singkat Wahyu yang juga peraih Adhi makayasa Akpol 1991 itu.
Diceritakan Wahyu, dirinya ditunjuk Tito menjadi bagian dari tim pemikir setelah pihak DPR RI mengumumkan Tito sebagai calon Kapolri pilihan Presiden Jokowi.
Selama bekerja menjadi tim pemikir, Wahyu mengaku banyak suka duka yang dialami.
Namun, semuanya dilakukan dengan senang hati karena dianggap sebagai sebuah amanah.
"Kalau ditanya soal suka duka, namanya tugas pasti ada lah. Ya seperti begadang, tapi kan sudah biasa juga. Ini semua tugas dan amanah yang diberikan Pak Tito bagi kami. Saya enjoy saja, tidak ada beban karena beliau juga banyak memberikan bimbingan," tutur Wahyu.
Wahyu menambahkan selama menyiapkan fit and proper test, tim pemikir selalu mendapatkan kemudahan.
Hal tersebut disebabkan seluruh elemen yang ada di intitusi Polri memberikan dukungan penuh kepada Tito.
"Semua mendukung beliau, beliau dapat dukungan dari institusi. Selama bekerja untuk beliau kami banyak dapat kemudahan," katanya.
4 Jenderal Calon Kabareskrim
Tribunnews.com mengabarkan, setelah dilantik Presiden Jokowi nanti, tugas pertama Listyo Sigit sebagai Kapolri adalah melakukan mutasi di tubuh kepolisian.
Hal itu dilakukan dengan mengeluarkan TR Mutasi untuk posisi dua jenderal bintang tiga (Komjen), yang otomatis membuat bergeraknya gerbong mutasi besar di tubuh Polri.
Dari pendataan Ind Police Watch (IPW), kedua posisi Komjen yang kosong itu adalah, Pertama, untuk posisi Kabareskrim yang ditinggalkan Sigit.
Kedua untuk posisi Sestama Lemhanas yang ditinggalkan Komjen Didid Widjanardi yang sudah pensiun sejak 14 Januari lalu.
Didi kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu menjabat Sestama Lemhanas sejak 3 Maret 2020.
Dengan adanya dua posisi Komjen yang kosong berarti begitu Sigit menjadi Kapolri, mantan Kabareskrim itu akan langsung menggerakkan gerbong mutasi besar, termasuk memutasi beberapa Kapolda dan menaikkan wakapolda menjadi Kapolda.
Baca juga: Ini Tanggapan Rizieq Shihab soal Calon Kapolri Listyo Sigit Prabowo
Baca juga: Polwan yang Dampingi Listyo di DPR Bukan Orang Sembarang, Ini Jejak Karir di RI hingga Intenasional
Untuk posisi Kabareskrim beredar kabar, sedikitnya ada empat calon, yakni Irjen Wahyu Widada (Kapolda Aceh), Irjen Nico Alfinta (Kapolda Jatim), Irjen Dofiri (Kapolda Jabar), dan Irjen Wahyu Adhinigrat (Wakabareskrim).
Sedangkan untuk posisi Sestama Lemhanas, sepertinya bakal ada Komjen dari Mabes Polri yang digeser untuk menjadi Sestama Lemhanas.
Baca juga: Moeldoko Beberkan Alasan Jokowi Pilih Komjen Listyo Sigit Jadi Calon Kapolri: Dia Sudah Terbukti
Baca juga: Sosok Ini Muluskan Listyo Sigit saat Tes Kapolri, Sewaktu Kombes Masuk Tim Tito Karnavian Tribrata 1
Selain itu Irjen Luki (Wakalemdikpol) juga disebut sebut akan bergeser ke Sestama Lemhanas atau ke posisi lain.
Saat menjadi Kapolda Jatim, Luki berhasil mengamankan pelaksanaan Pilpres 2019 sehingga memberikan kemenangan signifikan bagi Jokowi untuk menjabat dua periode.
Setelah menjalani uji kelayakan (fit and propert test) di Komisi III DPR, jika tidak ada aral melintang, Komjen Listyo Sigit Prabowo akan dilantik menjadi Kapolri pada Jumat, 22 Januari 2021 besok oleh Presiden Jokowi.
Dengan ikon Presisi, Sigit akan membawa paradigma baru di Polri. Tentunya publik berharap, Sigit akan segera mewujudkan semua yang dijanjikannya saat uji kepatutan di Komisi III DPR.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Malvyandie Haryadi, Theresia Felisiani)