TRIBUNNEWS.COM - Media sosial diramaikan dengan tangkapan layar Google Maps yang menunjukkan tulisan sinyal SOS di Pulau Laki, area jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.
Diketahui pada Kamis, (21/1/2021) pagi, tulisan sinyal SOS tak lagi tampak di Pulau Laki.
Mengutip dari Kompas.com, pihak Google telah menghapus ikon sinyal SOS dari Pulau Laki.
"Kami telah menghapus ikon di lokasi tersebut dari Google Maps," terang perwakilan Google Indonesia, Rabu (20/1/2021).
Lebih lanjut, Google menjelaskan berbagai data yang ada di Google Maps, berasal dari berbagai sumber.
Baca juga: POPULER NASIONAL Heboh soal Sinyal SOS di Area Jatuhnya Sriwijaya Air | Pujian untuk Listyo Sigi
Baca juga: TERPECAHKAN! Misteri Suara Tolong di Pencarian Korban Sriwijaya Air, Tapi 2 Pakar Ini Beda Pendapat
Termasuk pihak ketiga, sumber publik, dan kontribusi pengguna.
Cara tersebut dilakukan agar pengguna bisa mendapatkan pengalaman peta digital lebih komprehensif dan relevan.
Namun, Google memastikan bisa saja data yang dimasukkan tak akurat.
"Tetapi kami menyadari bahwa mungkin sesekali ada ketidakakuratan yang dapat muncul dari salah satu sumber tersebut," kata Google.
Sementara itu, pihak Basarnas memastikan sinyal SOS di Pulau Laki adalah hoaks.
Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Rasman MS, menegaskan tidak ada sinyal SOS di Pulau Laki.
Ia menjelaskan, pihaknya telah mendatangi dan memeriksa lokasi tersebut.
Namun, tak ada apapun di sana.
"Enggak ada itu ya, tidak benar. Enggak ada tanda-tanda itu, sudah didatangi enggak ada," ungkap Rasman, dilansir Kompas.com.
Rasman menambahkan pihaknya tidak pernah mendapat keterangan mengenai adanya korban Sriwijaya Air SJ-182 yang selamat.
Baca juga: Jenazah YouTuber Faisal Rahman, Korban Sriwijaya Air Dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Baca juga: Kisah Romantis Korban Sriwijaya Air SJ 182, Jenazahnya Terindentifikasi Tepat di Tanggal Jadian
Baca juga: Pramugari Sriwijaya Air Mia Wadu akan Dimakamkan di Hari Rencana Kepulangannya untuk Liburan
Baca juga: Dayu Iringi Jasad Mia Wadu Pramugari Sriwijaya Air: Kita Berdua Merantau Bareng, Berjuang Bareng
Baca juga: Kakak Beradik Korban Kecelakaan Sriwijaya Air Dimakamkan Berdampingan di TPU Tanah Kusir
"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kami dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup," katanya.
Sinyal SOS yang tampak di Google Maps sebelumnya, ujar Rasman, bisa saja berasal dari sinyal Tim SAR yang berada di posko sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Diketahui, tim penyelam mendirikan posko di Pulau Lancang dan Pulau Laki untuk memudahkan mereka bergerak.
"Mereka membuka posko itu untuk memudahkan mereka bergerak."
"Jadi tidak semua ada di atas kapal, mungkin itu, tapi saya tidak mau berspekulasi," tandas Rasman.
Roy Suryo: Ulah Orang Iseng
Pakar Telematika, KRMT Roy Surya, mengatakan sinyal SOS dibuat oleh orang iseng tak bertanggung jawab.
Pasalnya, tulisan di tengah Pulau Laki kerap berganti-ganti.
Roy mengungkapkan sekitar enam hari lalu, wilayah Pulau Laki di Google Maps bertuliskan "Tukang Sate".
Kemudian berganti "Wahana Anak-anak" dan ramai di TikTok.
Baca juga: Didampingi KSAL, Presiden Jokowi Tinjau Posko SAR Sriwijaya Air di JICT II
Baca juga: Hari Ke-12 Operasi SAR Gabungan Sriwijaya Air : Tak Ada Tubuh Korban yang Dibawa Ke Posko JICT II
"Netizen heboh tanda SOS di Pulau Laki via Google Maps, Ini jelas-jelas orang iseng," ujar Roy Suryo, Rabu (20/1/2021), dilansir Tribunnews.
"Karena enam hari lalu tanda tersebut masih (bertuliskan) 'Tukang Sate', terus ganti 'Wahana Anak2' yang ramai di TikTok," imbuh dia.
Diketahui, Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan sekitar Pulau Laki pada Sabtu (9/1/2021).
Pesawat rute Jakarta-Pontianak ini jatuh sekitar pukul 14.20 WIB, empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Total ada 62 orang yang berada di Sriwijaya Air Sj-182, terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Hingga Rabu kemarin, total 43 korban Sriwijaya Air telah teridentifikasi.
Fitur SOS di Google Maps
Dikutip dari support.google.com, pemberitahuan SOS bertujuan untuk mempermudah akses terhadap informasi darurat saat terjadi krisis yang disebabkan oleh manusia atau alam.
Baca juga: Presiden Jokowi Saksikan Penyerahan Satunan Jasa Raharja Kepada Ahli Waris Korban Sriwijaya Air
Baca juga: Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Terima Santunan, Ini Rinciannya
Google akan mengumpulkan konten yang relevan dari web, media sosial, dan produk Google, lalu menyorot informasi tersebut di Google Penelusuran seperti Google Maps.
Maka akan terlihat informasi terbaru dari pihak berwenang dari daerah setempat.
Google juga bekerja sama dengan sejumlah organisasi dalam proses pengembangan SOS alerts.
Informasi terbaru dapat meliputi nomor telepon, situs darurat, peluang donasi, dan sebagainya.
Sebelum memberikan sinyal SOS, Google akan mempertimbangkan beberapa hal.
Misalnya konektivitas internet di area yang terkena dampak, ketersediaan konten resmi dari pemerintah dan organisasi yang berwenang lainnya, serta dampak yang ditimbulkan.
Pemberitahuan SOS menyesuaikan bahasa dari wilayah tersebut serta bahasa Inggris.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa Itu SOS? Tanda yang Muncul di Maps Pulau Laki, Dekat Lokasi Jatuh SJ 182, Ini Penjelasannya
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Wahyu Gilang Putranto/Ranum Kumala Dewi, Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi/Ira Gita Natalia Sembiring)