Perempuan-perempuan Asmat tersebut akan terus mengikuti pelatihan di tenda home industri Polres Merauke.
Mereka pun perekembangannya akan terus dinilai hingga akhirnya bisa mengelola home industri di permukimannya masing-masing.
“Kita mau jadikan tim work home industri di kawasan mereka maka kita harus latih sebagus mungkin, sampai bagus akhirnya kita tetapkan," ujarnya.
"Sekarang buat minyak sudah bagus, muncul lagi keinginan dia yang lain bikin kancing baju. Baru latihan dasar juga sudah bagus membuat kancing. Jadi hari senin mereka ujian,” lanjutnya.
Ujian yang diberikan kepada puluhan perempuan Asmat tersebut meliputi tata kelola, persiapan manusia dan barang, tata urut alat yang digunakan, perawatan alat-alat, pengemasan, hingga pengumpulan barang-barang sisa dari pekerjaan baik itu minyak goreng maupun sisa-sisa tempurung kelapa.
Kapolres mengatakan saat melatih mereka pihaknya selalu mengajarkan bagaimana merapikan, menyiapkan sarana dan prasarana baik alat maupun manusianya sebelum dan sesudah bekerja sehingga hasil pekerjaan makin bagus serta peralatan latihan bisa terpelihara dengan baik.
Selama dua minggu lebih dibina, perempuan suku Asmat tersebut sudah berhasil memproduksi minyak kelapa sebanyak 100 liter lebih.
Kapolres sudah menyiapkan botol kemasannya. Khusus untuk label minyak kelapa disiapkan mitra dari BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Merauke.
Produksi minyak kelapa yang berkualitas tentunya akan dipasarkan.
Sementara bagi orang-orang yang sudah mengikuti pelatihan bakal diberikan sertifikat yang menunjukan mereka sudah mahir.
“Kita akan berikan sertifikat kepada mereka yang sudah dilatih dan mahir baik laki-laki maupun perempuan, namun tidak semua," kata putera Ambon tersebut.
Lanjut Kapolres kelompok pertama yang sudah dilatih hanya tinggal ujian saja karena pelatihan sempat dihentikan saat berlangsungnya Pilkada 9 Desember dan Natal 2020
"Kelompok kedua yang sekarang ini mama-mama dan gadis Asmat,” ujarnya.