TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla dinilai memiliki peluang kecil untuk dapat merebut suara rakyat, jika mengikuti kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal tersebut disampaikan pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, menanggapi wacana Megawati dan JK maju di Pilpres 2024.
"Jika tokoh tua muncul lagi, rakyat sepertinya sulit menerima, karena yang berkuasa itu lagi, itu lagi. Istilah anak mudahya L3 (Lo lagi, lo lagi, dan lo lagi)," ujar Ujang saat dihubungi, Jakarta, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Refly Harun Sebut Bisa Saja JK dan Megawati Maju Pilpres 2024, Begini Alasannya
Menurut Ujang, Pilpres di Indonesia berbeda dengan di Amerika Serikat dan Malaysia, di mana tokoh tua mampu memenangkan Pilpres.
"Jika di Malaysia dan AS kaum tua bisa menang, itu karena rakyat suka dengan mereka," paparnya.
"Namun di Indonesia, kejadiannya berbeda, Mega dan JK akan sulit muncul lagi di 2024 karena rakyat menginginkan perubahan," sambung Ujang.
Ujang melihat, rakyat Indonesia lebih menginginkan sebuah regenerasi, terlebih Pilpres 2024 akan didominasi pemilih kalangan muda.
"Selain karena banyaknya pemilih muda. Itu juga karena rakyat sudah jenuh dengan yang tua-tua. Saatnya yang muda yang berprestasi untuk muncul dan dimunculkan di 2024 nanti," kata Ujang.
Oleh sebab itu, Ujang berkenyakinan Megawati dan JK hanya akan menjadi tokoh di balik layar pada Pilpres 2024.
"Sepertinya Mega dan JK hanya akan menjadi king maker. Peluang mereka untuk muncul menjadi capres atau cawapres sangat kecil," tutur Ujang.