TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pratama menyebut ada pihak yang men-setting Permadi Arya atau Abu Janda untuk merusak NKRI.
"Ini manusia (Abu Janda) otak dangkal yang diseting oleh seseorang atau pembinanya untuk ngoceh-ngoceh aja, tidak karuan, bikin kacau, rakyat Indonesia," kata Haris saat diskusi Polemik Trijaya, Jakarta, Sabtu (30/1/2021).
Menurut Haris, pihak yang menseting Abu Janda bukan bagian dari kekuasaan atau kontra dengan pemerintah, tetapi kelompok yang ingin merusak kesatuan dan persatuan di Indonesia.
"Abu Janda ini ada yang memainkan, dan orang yang memainkan ini atau yang beking ini, ingin merusak NKRI. Jadi bukan pendukung pemerintah atau anti pemerintah, tapi perusak NKRI," tuturnya.
Oleh sebab itu, kata Haris, KNPI akan berada di garis terdepan untuk melawan pihak-pihak yang ingin merusak NKRI, termasuk seseorang di belakang Abu Janda.
"Kami akan cari, kami akan incar mereka, karena kita ingin kedamaian, kenyamanan di Republik ini. Manusia seperti ini (Abu Janda) sudah sangat meresahkan, dan harus disingkarkan dari Republik ini. Kami tidak takut, mau di belakang dia ada siapapun, kami akan lawan," paparnya.
Sebelumnya, Permadi dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan ujaran rasial melalui akun sosial media Twitternya kepada aktivis Papua Natalius Pigai pada hari ini, Kamis (28/1/2021).
Baca juga: Abu Janda Diperiksa Polri Terkait Ujaran SARA Soal Cuitan Islam Arogan Pada Senin Depan
Laporan itu didaftarkan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dengan nomor LP/B/0052/I/2021/Bareskrim tertanggal Kamis 28 Januari 2021. Adapun akun yang dilaporkan adalah akun Twitter @permadiaktivis1.
Ketua bidang Hukum KNPI, Medya Riszha Lubis menyampaikan konten ujaran rasial tersebut diunggah Permadi pada 2 Januari 2021 lalu. Unggahan itu dinilai sebagai unsur rasial kepada masyarakat Indonesia keturunan Papua.
Ia menuturkan unsur kata yang diduga Permadi menyebarkan ujaran rasial berkaitan dengan kata evolusi.
Menurutnya, evolusi itu merujuk dengan penghinaan bentuk fisik Natalius yang merupakan masyarakat Papua.
"Kata-kata evolusi menjadi garis bawah bagi kami untuk melaporkan akun @permariktivis1. Karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian. Dengan adanya kata-kata evolusi tersebut sudah jelas maksud dan tujuannya bukan sengaja ngetwewt tapi tujuannya menghina bentuk fisik dari adik-adik kita ini yang satu wilayah dengan Natalius Pigai," ujarnya.
Sebagai informasi, Permadi merespons kritik Natalius Pigai yang berkomentar kepada mantan Kepala BIN Hendro Priyono dalam salah satu berita nasional. Dalam berita itu, Permadi menanyakan kapasitas Hendro Priyono dalam negeri ini.
Melalui akun Twitternya, Permadi kemudian mempertanyakan balik kapasitas Pigai. Dia mengunggah kata-kata yang kemudian dinilai sebagai bentuk rasial kepada seorang keturunan Papua.
"Kapasitas Jenderal Hendropriyono:
Mantan Kepala BIN, Mantan Direktur Bais, Mantan Menteri Transmigrasi, Profesor Filsafat Ilmu Intelijen, Berjasa di Berbagai Operasi militer. Kau @NataliusPigai2 apa kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belum kau?," cuit Permadi dalam tangkapan layar akun @permadiaktivis1, Sabtu (2/1/2021)
Namun, Permadi diduga telah menghapus cuitan tersebut. Kendati begitu, tangkapan layar cuitan itu kemudian dibagikan sejumlah warganet dan viral di media sosial.