Selain itu, tidak hanya Pancasila sebagai Dasar Negara tetapi Pancasila sebagai kepribadian, pandangan hidup dan bahkan sebagai ideologi bangsa yang belum dan perlu diajarkan ke para siswa. Identitas bangsa sebagai masyarakat yang religius harus disertai keterangan sifat tambahan yaitu berperikemanusiaan, menjaga persatuan, demokratis dan pro keadilan sosial, alias bangsa yang menganut agama yang inklusif.
"Jika Pancasila di masa lalu bisa menjadi pemersatu bangsa, maka Pancasila juga akan bisa mempersatukan kembali masyarakat kita yang sedang terbelah akibat politik identitas berbasis sektarian terutama agama. Pancasila harus diajarkan untuk menjawab kebutuhan masa sekarang dan masa depan," ucapnya.
Pengajaran Pancasila sebagai mata pelajaran akan melanjutkan proyek nation and character building yang sempat terhenti sejak datangnya reformasi.
Ini sekaligus juga sebagai menguatkan pelaksanaan program baru Menteri Nadiem Makarim yaitu Merdeka Belajar.
Sementara itu, sudah ada anggota komunitas pendidikan yang proaktif mengembangkan model-model baru pengajaran Pancasila di sekolah. SMP Pawyatan Daha 1 Kota Kediri misalnya, mengembangkan strategi integrasi nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum (mainstreaming nilai Pancasila ke semua mata pelajaran) dan sudah mendapat penghargaan dari BPIP atas upaya tersebut.
Di SMAN Balung, Jember ada model implementasi Pancasila baru yang melibatkan siswa untuk membuat prototype dan mempraktekkannya langsung.
Metode ini diinisiasi Sri Sulistyani yang kemudian menarik perhatian Unesco sehingga dia diundang pidato di Peringatan Hari Pendidikan Dunia 2020.
Sebagai tambahan, Buku Pengajaran Pancasila untuk Paud dan SD -pun sudah ada bukunya dan ditulis oleh Bu Aqnes Purbasari dosen UI.
Institut Sarinah telah mencetak buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa” karya beliau dan melakukan sosialisasi ke 2000 bunda Paud dan guru SD di Jawa Timur pada tahun lalu.
Respon peserta sangat positif dan sebagian besar menyatakan kemanfaatan buku tersebut untuk keperluan mengajar.
Kesimpulannya, Pengajaran Pancasila harus diadakan untuk menjawab kebutuhan menangani intoleransi yang merebak serius di sekolah-sekolah, kampus-kampus dan masyarakat.
"Secara konseptual dan bukti di lapangan sangat mungkin untuk dilaksanakan, sepatutnya tidak menjadi keraguan dan perdebatan," tuturnya