Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan, pemerintah selalu terbuka dengan semua kritik terhadap setiap kebijakan untuk kepentingan rakyat.
Namun dalam mengkritik Pemerintah, Fadjorel meminta rakyat belajar dari pers nasional atau media yang berpegang pada akurasi dan verifikasi.
"Publik mesti belajar pada media/pers bagaimana cara menyampaikan informasi atau kritik, yang selalu kokoh setidaknya pada kebenaran, akurasi, dan verifikasi," kata Fadjroel kepada Tribunnews.com dalam memperingati Hari Pers Nasional, Selasa, (9/2/2021).
Dengan bertumpu pada kebenaran, akurasi, dan verifikasi kata Fadjorel maka dapat dibedakan antara kritik dengan hoaks, fitnah,ataupun pencemaran nama baik yang berpotensi terkena pidana sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 sebagaimana diubah menjadi UU nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Baca juga: Daftar Konglomerat China yang Dihukum Penjara karena Mengkritik Pemerintah
Fadjorel mengatakan, pers/media merupakan garda terdepan dalam disrupsi digital. Selain itu pers atau media dapat menjaga kewarasan digital.
Baca juga: Mayjen Dudung : yang Mengkritik Tidak Tahu Cerita Penurunan Baliho
"Bahkan dapat bertindak sebagai guru bangsa dalam literasi media digital di era revolusi digital. Selamat Hari Pers," pungkasnya.