Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian menegaskan bahwa pemerintah tidak anti kritik.
Pemerintah justru menganggap kritik adalah masukan untuk memperbaiki kinerja.
Pernyataan Donny tersebut terkait dengan anggapan banyaknya masyarakat yang dipolisikan karena mengkritik pemerintah.
"Setiap hari pemerintah dihujani kritik dari berbagai komponen masyarakat, individu, tokoh masyarakat, akademisi, toh semua tidak kemudian dibungkam," kata Donny kepada wartawan, Sabtu, (13/2/2021).
Baca juga: KSP: Pemerintah Tidak akan Kompromi dengan KKB di Papua
Donny mengatakan adanya pelaporan terhadap masyarakat kepada polisi karena misalnya telah mengkritik, merupakan bagian dari dinamika di masyarakat. Pelaporan tersebut kemudian menjadi ranah penegak hukum. Lagipula menurut dia tidak semua aduan tersebut berujung pidana.
"Pasti akan ditelaah secara seksama apakah buktinya cukup kuat atau tidak. Apakah memenuhi unsur pidana atau tidak. Jadi engga bisa sembarangan. Tidak tentu setiap aduan akan berujung pada pidana," katanya.
Pemerintah menurut Donny sangat terbuka terhadap kritik yang disampaikan. Masyarakat menurutnya tidak perlu khawatir akan diproses hukum karena menyampaikan kritik kepada pemerintah. Sepanjang kritikan tersebut berbasis data, fakta, serta argumen yang kuat pasti akan diterima, misalnya soal Bansos.
Baca juga: JK Pertanyakan Cara Kritik Presiden Tanpa Dipanggil Polisi, Roy Suryo: Kandangkan Dulu para Buzzer
"Ada kritik engga tepat sasaran, ada data yang salah, ada orang yang sudah meninggal tetap dapat, itu kan kritik yang kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan. Jadi kritik itu engga masalah. Engga perlu khawatir akan diproses hukum," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat lebih aktif menyampaikan kritik dan masukan terhadap kerja-kerja pemerintah. Pernyataan itu Jokowi sampaikan saat peluncuran laporan tahunan Ombudsman RI tahun 2020.
Jokowi juga meminta pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan publik. Tak hanya itu, dalam sambutannya di acara Hari Pers Nasional, Jokowi mengatakan ia dan pemerintah siap menerima saran dan kritik dari insan pers.
Menurut Jokowi, pers berkontribusi banyak bagi Indonesia. "Pemerintah terus membuka diri terhadap masukan dari insan pers. Jasa insan pers sangat besar bagi kemajuan bangsa selama ini dan di masa yang akan datang," ujar Jokowi.
Pernyataan Jokowi tersebut lantas dinilai sebagai pepesan kosong. Pasalnya terdapat sejumlah pelaporan terhadap orang-orang yang mengkritik pemerintah, salah satunya jurnalis Dandhy Dwi Laksono. Selain itu yang baru-baru ini yakni pelaporan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan karena mengkritik kepolisian atas meninggalnya Soni Eranata alias Ustaz Maaher di Rutan Mabes Polri.