Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dilaporkan sekelompok yang mengatasnamakan Gerakan Anti Radikalisme ITB (GAR ITB) ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) karena dituduh radikal.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti merespon bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan salah alamat.
"Tuduhan itu jelas tidak berdasar dan salah alamat," ucapnya dikutip dari akun Twitter resmi @Abe_Mukti, Minggu (14/2/2021).
Sebagai orang yang mengenal dekat dengan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, Mu'ti mengatakan, Din Syamsuddin merupakan orang yang sangat aktif mendorong moderasi.
Baca juga: Menteri Agama: Jangan Mudah Melabeli Pak Din Syamsuddin Radikal
Serta membangun kerukunan intern antar umat beragama baik di dalam dan di luar negeri.
Lebih lanjut Mu'ti mengatakan, secara akademik yang mengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Din Syamsuddin merupakan guru besar politik Islam terkemuka.
Dirinya menambahkan, sosok Din Syamsuddin merupakan dosen yang sangat dibutuhkan oleh pihak institusi pendidikan yang dimaksud.
"Di UIN Jakarta, Pak Din adalah satu-satunya guru besar Hubungan Internasional. Secara akademik FISIP UIN sangat memerlukan sosok Pak Din," ungakpnya.
Baca juga: Dahnil Anzar Simanjuntak Bela Din Syamsuddin yang Dituding Radikal
Abdul Mu'ti juga mengatakan, apabila Din Syamsuddin banyak menyampaikan kritik itu merupakan bagian dari panggilan keilmuan, iman dan tanggung jawab kebangsaan.
Dirinya juga mengingatkan, seluruh pihak untuk senantiasa tidak anti kritik yang sifatnya konstruktif.
"Kritik adalah hal yang sangat wajar dalam alam demokrasi dan diperlukan dalam penyelenggaraan negara," katanya.
Baca juga: Teknologi NanoeTM X Hambat Virus Corona Menggunakan Radikal Hidroksil yang Terkandung dalam Air
Dalam pesan tersebut Mu'ti juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk berpikir dan bekerja serius mengurus dan menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Terlebih di dalam situasi negara yang sarat masalah.
"Saatnya semua elemen bangsa bersatu dan saling bekerjasama dengan menyingkirkan semua bentuk kebencian golongan dan membawa masalah privat ke ranah publik," tukasnya.