Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jubir vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyatakan vaksinasi Covid-19 masih berjalan meski ada mutasi virus corona.
Ia mengatakan, organisasi kesehatan dunia belum memberikan instruksi adanya penghentian vaskinasi akibat munculnya mutasi baru virus corona.
"WHO belum mengimbau vaksin ini dihentikan karena adanya varian baru ini. Jadi kita tetap akan menggunakan vaksin dalam vaksinasi sebagai rangkaian untuk benteng pertahanan di masa pandemi," ujar Nadia dalam diskusi virtual bertajuk 'Telisik Sebelum Disuntik,' pada Kamis (18/2/2021).
"Tentunya manfaat vaksinasi masih jauh lebih besar dan efektif dari mutasinya ini sendiri," lanjut Nadia.
Menurutnya, pemerintah terus berkomitmen untuk melindungi masyarakat sehingga vaksinasi tetap dilaksanakan di tengah muncul jenis virus corona baru.
Baca juga: Mutasi Ganda Virus Covid-19
"Jadi kita yakini dan kita terus berpacu. Jangan sampai mutasi terus-terusan terjadi dan akhirnya betul-betul kekebalan tidak terjadi baik individu maupun kelompok. Jadi harus benefit risk yang harus kita lakukan," ujar dia.
Sebelumnya kata Nadia, Kementerian Kesehatan telah melakukan penandatangan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) tentang Surveilans Genom Virus SARS-CoV-2, pada awal tahun ini.
Baca juga: Pemerintah Akan Terapkan PPKM Mikro Antisipasi Lonjakan Covid-19 Libur Panjang Maret Mendatang
Adanya penyebaran virus SARS-CoV-2 di Indonesia yang terus meningkat dan telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia dan strain baru virus SARS-CoV-2 yang muncul di Inggris, perlu peningkatan kewaspadaan dan deteksi terhadap strain virus tersebut.
Nota kesepahaman ini diharapkan sebagai kerja sama untuk menyelenggarakan pelacakan dan pemantauan (surveilans) genom virus SARS-CoV-2 untuk mengetahui epidemiologi molekuler, karakteristik, dampak pada kesehatan, dan pelacakan kasus, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), serta untuk koordinasi di tingkat nasional dan global.
Diharapkan dengan adanya kerja sama antara Kemenkes dan Kemenristek/BRIN dapat mendorong terwujudnya percepatan penyelenggaraan surveilans genom virus SARS CoV-2, melalui kemitraan yang sinergis, kolaboratif, suportif, dan berkesinambungan.