Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang prajurit TNI, Prada Ginanjar Arianda gugur saat terjadi kontak senjata antara TNI dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pada Senin (15/1) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Menanggapi kejadian ini, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta menyatakan duka cita yang mendalam dan merasa prihatin atas kejadian tersebut.
Sukamta mempertanyakan strategi pemerintah untuk menyelesaikan masalah Papua yang kompleks dan semakin banyak memakan korban dari TNI dan rakyat sipil.
Baca juga: POPULER NASIONAL: Edhy Prabowo & Juliari Batubara Layak Dituntut Hukuman Mati | 9 Pasal Karet UU ITE
Baca juga: Jadi Provinsi Termiskin se-Sumatera, Begini Tanggapan Kepala Bappeda Aceh
"Sejak Januari sudah 4 anggota TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 400/Banteng Raiders gugur. Padahal ini termasuk satuan khusus TNI yang handal, kalau kemudian terus berguguran boleh jadi strategi yang digunakan pemerintah saat ini tidak tepat. Kehilangan satu nyawa anak bangsa itu sangat mahal harganya," kata Sukamta melalui keterangannya, Kamis (18/2/2021).
"Pemerintah semestinya segera melakukan evaluasi dalam penyelesaian masalah di Papua sehingga tidak ada lagi korban jiwa," imbuhnya.
Baca juga: Kapolsek Astana Anyar Ditangkap karena Dugaan Narkoba, Ini Profil dan Harta Kekayaannya
Wakil Ketua Fraksi PKS ini kembali menyoroti lemahnya sikap pemerintah dalam penanganan kelompok KKSB yang menyebabkan situasi instabilitas keamanan berlarut-larut di Papua.
"Sementara dulu ada persoalan gangguan keamanan di Aceh bisa terselesaikan dengan baik, juga ancaman beberapa kelompok teroris seperti kelompok Santoso di Poso bisa ditangani dengan operasi terpadu yang libatkan kekuatan pasukan khusus TNI dan Polri. Jadi rasanya aneh kalau pemerintah saat ini seakan tidak ada konsep untuk hadapi KKSB secara tuntas," ucapnya.
Lebih lanjut, Sukamta meminta pemerintah mengatasi akar masalah di Papua yang intinya adalah ketidakadilan, perasaan terdiskriminasi dan ketertinggalan.
Menurutnya, sehebat apapun pendekatan keamanan, kalau pemerintah tidak bisa hadirkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Papua, pasti akan jadi potensi gejolak.
"Selama ini sumber daya alam Papua disedot perusahan-perusahaan besar, tapi masyarakat kebanyakan masih hidup miskin dan terbelakang, ini jelas ketidakadilan yang nyata. Tugas pemerintah melindungi rakyat, bukan malah lindungi korporat. Ini yang semestinya segera diatasi pemerintah," pungkasnya.
Prada Ginanjar Arianda Tewas Ditembak KKSB Papua di Distrik Sugapa
Seorang prajurit TNI atas nama Prada Ginanjar Arianda anggota Satgas Yonif R 400/BR gugur ditembak Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di pos peninjauan di Kampung Mamba Distrik Sugapa pada Senin (15/2/2021).
Prada Ginanjar gugur akibat terkena tembakan yang mengenai pinggang tembus ke perut pada pukul 08.23 WIT.
Prada Ginanjar langsung dievakuasi dengan menggunakan helikopter ke Timika dan dinyatakan meninggal dunia saat evakuasi sekira pukul 09.23 WIT.
Saat dilakukan pembersihan oleh Tim, ditemukan sebutir munisi dan satu selongsong kaliber 5.56 mm.
Dalam keterangannya, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kapen Kogabwilhan III) Kolonel Czi IGN Suriastawa membenarkan kejadian tersebut.
Suriastawa menjelaskan Prada Ginanjar Arianda (22) merupakan anggota Satgas Yonif R 400/BR asal satuan Yonif 406 Brigif 4 dibawah Kodam IV/Diponegoro.
“Korban akan segera dievakuasi dan dimakamkan di kampung halamannya Desa Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat,” kata Suriastawa pada Senin (15/2/2021).
Baca juga: Kogabwilhan III Menyayangkan KKSB Bawa Sentimen Agama Dalam Aksinya
Untuk itu, Suriastawa mengatakan pimpinan dan keluarga besar TNI mengucapkan bela sungkawa atas gugurnya Prada Ginanjar.
“Pimpinan dan Keluarga Besar TNI mengucapkan bela sungkawa atas gugurnya putra terbaik TNI di medan tugas demi membela Bangsa dan Negara,” kata Suriastawa.
Ia mengatakan saat ini tim di lapangan tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan tersebut.
"Saat ini masih dilaksanakan pengejaran oleh Tim yang ada di lapangan,” kata Suriastawa.