News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak di Partai Demokrat

Sebut SBY Pernah Mengatakan Megawati akan Kecolongan Dua Kali, Marzuki Alie Siap Sumpah Mubahalah

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD), Marzuki Alie, siap melakukan sumpah mubahalah terkait ceritanya bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi calon presiden (capres) pada tahun 2004 pernah mengatakan bahwa capres petahana Megawati Soekarnoputri akan kecolongan dua kali.

Hal tersebut diungkapkan Marzuki merespons cuitan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyebut dirinya telah membuat pernyataan hantu alias mengarang cerita.

Marzuki berkata kepada Andi bahwa seluruh perjalanannya bersama SBY bisa dipertanggungjawabkan secara lahir dan batin.

"Pak Andi, perjalanan saya dengan SBY bisa saya pertanggungjawabkan lahir batin, bisa bermubahalah, karena saksi tunggal semuanya sudah meninggal dunia," kata Marzuki lewat akun Twitter miliknya, @marzukialie_MA, Kamis (18/2/2021).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), mubahala artinya doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memohon jatuhnya laknat Allah atas siapa yang berbohong.

Marzuki menyampaikan banyak orang yang mengira dirinya masuk ke Partai Demokrat untuk mencari jabatan.
Terkait hal itu, dia menyatakan bahwa saat Partai Demokrat masih dipimpin Subur Budhisantoso pada 2002 ia sudah memberikan izin menggunakan ruang kampus miliknya di Palembang, Sumatera Selatan.

Padahal, Marzuki mengaku belum bergabung dengan Partai Demokrat ketika itu.

"Banyak orang mengira saya cari jabatan di PD. PD 2002 hadir di Palembang Prof Subur BS, pakai ruang kampus saya. Sebelum SBY gabung PD," ujarnya.

Di cuitan lainnya Marzuki menyebut sosok seperti Andi tidak mengetahui sejarah panjang Partai Demokrat.
Menurutnya, sosok seperti Andi baru masuk ke Partai Demokrat setelah SBY selesai menjabat sebagai Presiden RI.

"Mereka kan belum kenal PD, masuk PD setelah SBY selesai menjadi Presiden. Mana tahu mereka sejarah panjang membangun PD," katanya.

Luka lama Megawati terhadap SBY yang menjadi rahasia publik jelang pemilu presiden 2004 silam kembali terangkat lagi.

Penyebabnya adalah pernyataan Marzuki dalam sebuah perbincangan yang diunggah akun YouTube Akbar Faizal Uncensored pada 11 Februari lalu.

Dalam perbincangan tersebut Marzuki menceritakan bahwa sebelum pemilu 2004, SBY pernah mengatakan kepada dirinya bahwa Megawati yang kala itu juga Presiden petahana akan kecolongan dua kali.

"Pak SBY menyampaikan, Pak Marzuki saya akan berpasangan dengan Pak JK (Jusuf Kalla). Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia (SBY) yang pindah. Kecolongan kedua dia (SBY) ambil Pak JK. Itu kalimatnya," ujar Marzuki.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto kemudian merespons cerita Marzuki dengan menyatakan itu sebagai bukti bahwa selama ini SBY memang memiliki desain untuk melakukan misi pencitraan.

"Dalam politik kami diajarkan moralitas politik yaitu satunya kata dan perbuatan. Apa yang disampaikan oleh Marzuki Alie tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY," kata Hasto.

Selepas itu, giliran Andi yang angkat bicara. Ia menyebut Marzuki telah membuat pernyataan hantu.

Menurut Andi, Marzuki telah mengarang cerita.

"Kenapa hantu, karena Marzuki mengarang bebas. Lebih mengejutkan saya, ternyata ada dendam PDIP terhadap SBY karena sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. Dendam Ideologis?" tutur pria yang menjadi stafsus presiden di era Kepresidenan SBY itu.

Andi juga meminta Marzuki tidak memecah belah dan membuat ketegangan antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat.

"Lebih baik Pak Marzuki menahan diri dan kembali menjadi manusia Indonesia yang harmoni. Jangan menjadi Belanda yang suka memecah belah internal partai, juga jangan membuat ketegangan yang nggak perlu antara PDIP dan Demokrat," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (18/2/2021).

Andi menilai Marzuki masih diselimuti kemarahan. Karena itu, menurut Andi, Marzuki bersikap subjektif terhadap SBY dan Partai Demokrat.

"Kelihatannya Pak Marzuki masih diselimuti rasa marah sehingga subjektif dan membabi buta pada SBY dan Demokrat," ujarnya.

Namun Andi mengaku heran kenapa Marzuki Alie masih marah. Padahal ia menilai karir politik Marzuki Alie sudah tinggi karena pernah menjadi Ketua DPR RI.

"Entah apa masalahnya, padahal sudah mencapai capaian tinggi menjadi Sekjen Partai dan Ketua DPR," ujarnya.(tribun network/mam/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini