News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Musimin Lakukan Digitalisasi demi Selamatkan Anggrek Merapi

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertandang ke kediaman Musimin di Turgo, Sleman Yogyakarta.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Proses digitalisasi data "harta karun" mulai dilakukan oleh Musimin, pembudidaya anggrek di kaki Gunung Merapi.

Sementara untuk memberi pemahaman dan pengalaman terhadap masyarakat, dia membuka kelas adopsi anggrek di hutan.

Musimin selama ini hanya menghafal dan memahami seluk beluk anggrek secara mandiri.

Berawal dari tragedi meletusnya Gunung Merapi pada tahun 1994 yang meluluhlantakkan kawasan hutan setempat. Termasuk kawasan Hutan Bingungan, yang oleh Musimin disebut sebagai kotanya Anggrek.

"Dari kekhawatiran akan punahnya anggrek endemik sini, saya akhirnya berburu anggrek-anggrek yang selamat dari sapuan wedus gembel," kata Musimin, Minggu (21/2/2021).

Baca juga: Ganjar Tak Mau Hukum Warga yang Menolak Divaksin Covid-19: Persuasi dan Sosialisasi Lebih Penting

Berburu anggrek akhirnya jadi kerja yang tidak bisa ditinggalkan Musimin. Dia pun keliling hutan-hutan di Gunung Merapi, menyelamatkan satu persatu jenis anggrek. Sampai saat ini telah terkumpul 110 spesies anggrek endemik Merapi dari total 173 spesies yang dia koleksi.

Dengan kekayaan yang dimiliki itu, bagi mahasiswa biologi dan pecinta alam di Yogyakarta, Musimin layaknya perpustakaan berjalan terlebih ketika membicarakan anggrek.

Bahkan kekaguman juga dilontarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertandang ke kediaman Musimin di Turgo, Sleman Yogyakarta.

Menurut Musimin, obrolan dengan Ganjar jadi pemantik pemikirannya untuk memperbaiki tata kelola Anggrek Merapi yang dia miliki. Caranya, membuat media sosial dan website yang berisi seluruh data yang selama ini hanya dia simpan di pikiran.

"Ini website sudah jadi beberapa konten sudah terupload. Tinggal proses teknis pemasukan data dan penjelasan yang memang memerlukan waktu," katanya.

Selama ini jaringan internet memang jadi kendala Musimin untuk membuka website maupun media sosial. Setelah Ganjar membantu pemasangan WiFi dan pemancar, dirinya pun merasa lega. Untuk pengelolaan website, anggrekmerapi.com dia dibantu anaknya, Dwi Musimin.

Baca juga: Jokowi Keluarkan Perpres Hukuman Bagi Warga Tolak Vaksin, Ini Respons dan Langkah Ganjar

Selain digitalisasi, saat ini Musimin juga membuka program Adopsi Anggrek. Tata cara yang dia terapkan adalah mengajak masyarakat untuk "memiliki" anggrek dengan menanam langsung di alam bebas. Sejak diusulkan Ganjar sekitar tiga bulan lalu, saat ini sekitar 74 orang telah mengikuti program itu. Bahkan satu di antaranya adalah jurnalis asal Prancis.

Cara-cara yang diterapkan Musimin tersebut, menurut Ongky Fradana, pecinta anggrek dan tanaman hias dari Sleman, tergolong langka. Dia sangat mengapresiasi langkah Musimin dalam menularkan kecintaannya terhadap tanaman dan alam.

"Saya dan beberapa teman juga ketularan mencintai anggrek dari Pak Musimin. Sekarang kami membuat komunitas yang diisi pemuda pecinta tanaman dan alam," katanya.

Dengan rentetan daya juang yang sekian lama dalam merawat Anggrek, Musimin memang kayak mendapatkan penghormatan yang tinggi. Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo ketika kembali mengunjungi kediaman Musimin, Minggu (21/2).

"Daya juang beliau luar biasa. Karena upaya beliau banyak anggrek yang masuk kategori langka akhirnya terselamatkan. Dengan proses digitalisasi semoga semakin memperpanjang usia perjuangan beliau dan bisa semakin banyak dimanfaatkan orang yang membutuhkan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini