Di Provinsi Riau sudah terjadi 29 kejadian, dan di Kalimantan Barat terdapat 52 kejadian.
Meskipun di kedua daerah tersebut saat ini masih bisa tertangani dengan baik, Jokowi mengingatkan agar Gubernur Riau dan Kalimantan Barat tetap waspada agar Karhutla tidak meluas lagi.
Dia tak ingin pengalaman kebakaran hutan hebat yang terjadi 2015 lalu terulang.
“Saya ingat betul di 2015 saya mau ke Riau, ke Pekanbaru, turunnya di Padang. Seingat saya mungkin delapan jam saya lewat darat."
"Saya juga ingat di tahun 2015 waktu saya akan ke Pulang Pisau, itu ada di Kalimantan Tengah, saya turun di Kalimantan Selatan di Banjarmasin, lewat darat."
"Seingat saya empat jam. Ini jangan sampai kejadian lagi,” papar dia.
Terkait karhutla di Provinsi Riau, Jokowi mengapresiasi langkah cepat dari pemerintah provinsi setempat yang telah menetapkan status siaga darurat karhutla.
Dengan langkah cepat tersebut, diharapkan penanganan di lapangan bisa lebih cepat dan lebih baik.
“Ini bagus, bersiap-siap. Jangan sampai nanti administrasinya, payung hukumnya belum siap sudah kebakarannya membesar, mau melakukan sesuatu enggak ada payung hukumnya."
"Saya kira Gubernur Riau benar, didahului dulu. Karena Riau memang untuk kebakaran hutan ini dari pengalaman yang lalu-lalu angkanya lebih tinggi dibandingkan provinsi yang lain,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Lantik Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
Baca juga: Ketika Para Menteri Jokowi Belanja Produk Kreatif Khas Danau Toba
Jokowi menyebut, di pulau Sumatera berpotensi terjadi karhutla pada Februari 2021.
Sementara itu, pada Mei hingga Juli sebagian Kalimantan dan Sulawesi juga berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Adapun puncaknya diperkirakan berada pada Agustus dan September.
“Kita harus betul-betul tahu puncaknya kapan sehingga persiapannya apa dimulai dari sekarang."
"Planning-nya disiapkan, organisasinya dicek betul sudah bekerja atau tidak."
"Pada saat betul-betul nanti panas, kita sudah siap semuanya,” jelas Jokowi.
(Tribunnews.com/Nuryanti)