TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengungkapkan penyebaran hoax menjadi salah satu tantangan utama dalam penanganan covid-19.
Mengutip data Kemenkominfo, kata Wawan, sejak 23 Januari 2020 sampai 1 Februari 2021 ada 1.402 kasus hoax terkait dengan Covid-19.
Selain itu, kata dia, khusus untuk vaksin Kemenkominfo menangani 97 temuan hoax.
Hal tersebut disampaikannya dalam Webimar bertajuk "1 Tahun Pandemi. Covid-19, Apa Kabar Vaksin Anak Bangsa?" pada Jumat (26/2/2021).
"Apabila hoax tadi dijadikan dasar, maka makin banyak orang yang terinfeksi hingga meninggal karena penyesatan-penyesatan," kata Wawan.
Baca juga: BIN Ungkap Sejumlah Varian Baru Virus Corona yang Perlu Diwaspadai
Selain itu, kata Wawan, hoax terkait Covid-19 yang terus bersileweran diyakini bisa merusak kepercayaan kepada upaya penanganan covid-19 dan menimbulkan kecurigaan antar sesama warga masyarakat.
Efek negatif lainnya, kata Wawan, adalah sulitnya memobilisasi orang-orang untuk satu kata dan perbuatan padahal dibutuhkan keselarasan kata dan perbuatan untuk menghadapi Covid-19.
Kondisi tersebut, kata Wawan, makin rumit jika polarisasi ideologi politik publik pada masa Pemilu ikut berpengaruh.
"Dan pemerintah telah berupaya untuk maksimal di dalam menangani pandemi covid 19 di antaranya dalam melaksanakan program vaksinasi dan pemerintah juga menargetkan penyuntikan vaksin kepada 181,5 juta orang dari total 270 juta penduduk Indonesia," kata Wawan.
Untuk itu, Wawan mengimbau pada semua elemen termasuk jurnalis untuk menangkal hoax.
"Dan kami merekomendasikan mengimbau pada semua elemen organisasi termasuk organisasi kewartawanan dan jurnalis untuk menosialisasikan kerja kita semua dalam menanangi pandemi ini, baik mendukung prokes maupun vaksinasi, menumbuhkan optimisme publik di masa krisis, dan ikut menangkal hoax," kata Wawan.