Jhoni mengatakan SBY merekayasa jalannya kongres agar ia bisa menjadi calon tunggal Ketua Umum Partai.
Kemudian yang kedua adalah saat Kongres ke-5 di Senayan, Jakarta, pada 2020, dimana Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Ketua Umum lewat aklamasi.
"Pada Kongres ke-4 2018 di Surabaya, SBY merekayasa jalannya kongres agar dia menjadi calon tunggal sebagai Ketua Umum Partai Demokrat."
"Inilah bentuk pengingkaran janjinya terhadap dirinya sendiri dan para kader Demokrat di seluruh tanah air."
"Selanjutnya, pada Kongres ke-5 2020 di Senayan, Jakarta, kembali SBY merekayasa tata cara kongres tidak sesuai bagaimana mestinya."
"Pembahasan dan penetapan tata tertib acara tidak dilakukan, dimana salah satu isinya membahas syarat dan tata cara pemilihan ketua umum."
"Selain itu, tidak ada laporan pertanggung jawaban dari Ketua Umum SBY."
"Setelah pidato Ketua Umum SBY, peserta kongres yang tidak punya hak suara diusir keluar arena kongres."
"Semestinya, seluruh peserta kongres memiliki hak bicara padahal hak suara hanya digunakan pada saat pemilihan ketua umum atau perbedaan pendapat."
"Selanjutnya, SBY mendesain ketua-ketua DPD seluruh Indonesia untuk men-declare AHY menjadi ketua umum. Itulah yang mereka sebut aklamasi," pungkas dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)