Dari data Satgas Penanganan Covid-19, angka positivity rate juga turun sejak 20 Februari.
Positivity rate merupakan persentase perhitungan dari penambahan kasus positif Covid-19 dibagi jumlah orang yang diperiksa kemudian dikali 100 persen.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas minimal angka positivity rate kurang dari 5 persen.
Di Indonesia, positivity rate dilaporkan mencapai rekor tertinggi 40,1 persen pada Kamis (18/2/2021).
Sementara sejak 20 Februari positivity rate tercatat 25 persen; 21 Februari 24,9 persen; 23 Februari 17,58 persen; 24 Februari 14,35 persen.
Kemudian pada 25 Februari naik sedikit menjadi 16,97 persen; 26 Februari 20,7 persen; dan terakhir 28 Februari naik menjadi 26,2 persen.
Terkait setahun pandemi Covid-19 di Indonesia, Ketua tim mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Adib Khumaidi, SpOT menyebut gelombang pertama corona di Indonesia belum usai meski kasus Covid-19 belakangan melandai.
Menurutnya, kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini berada di tahap ketiga.
"Stage 3 yang masih berisiko, bed occupancy rate yang memang turun saat ini tapi untuk gejala sedang saja, di ruangan-ruangan ICU masih banyak pasien-pasien yang membutuhkan peralatan lebih banyak," tutur Adib dalam konferensi pers IDI, Senin (1/3/2021).
Adib juga menyoroti angka positivity rate di Indonesia masih tinggi. Hal itu menurutnya bisa berdampak pada angka kematian akibat Covid-19.
Maka dari itu, ia kembali menekankan dampak penanggulangan dari pandemi Corona tidak hanya bisa dilihat dari penurunan kasus saja.
Baca juga: Pemerintah Gelar Vaksinasi Drive Thru di Bali, Ini Informasinya
Baca juga: KPK Telusuri Jatah Proyek Bansos Covid-19 PT Rajawali Parama Indonesia
Terlebih saat ini ada mutasi Corona baru mulai merebak di sejumlah negara.
Lalu apakah vaksinasi corona bisa membantu pandemi di Indonesia lebih cepat terkendali?
"Saat ini memang kita didukung oleh adanya pelaksanaan vaksin tapi apakah vaksin ini masih menjadi tolak ukur (terkendalinya) pandemi, kita bisa belum katakan seperti itu, karena belum ada data," bebernya.