TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dalam vaksinasi Covid-19 untuk mencapai kekebalan kelompok sekitar 70 persen dari jumlah penduduk. Namun tantangan terbesar program vaksinasi adalah jumlah stok vaksin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sejak 13 Januari lalu, vaksinasi untuk enam bulan gelombang pertama tersedia 90 juta vaksin untuk 45 juta warga Indonesia.
Sementara untuk enam bulan selanjutnya, dibutuhkan 280 juta dosis vaksin untuk 140 juta warga Indonesia.
Dua gelombang ini dilakukan pada tahun 2021, sesuai target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.
"Karena kebebalan dari vaksin estimasinya adalah satu tahun, jadi sebelum kekebalannya hilang, vaksin harus sudah selesai," ujar Menkes, dalam siaran pers, Kamis (4/3/2021).
Meski demikian, Budi menilai Indonesia masih lebih beruntung dibandingkan Negara lain. Indonesia lebih dulu menerima vaksin, sementara negara lain masih harus berusaha mendapatkan vaksin.
Baca juga: Presiden: Daerah akan Mulai Vaksinasi Besar-besaran
Baca juga: Media Jepang Anti Vaksinasi Mulai Menyelewengkan Pemberitaan Dengan Kematian Lansia
"Tantangan terbesar itu ya satu, yaitu jumlah vaksinnya. Kita rebutan di seluruh dunia banyak negara yang even belum dapat, bahkan belum mulai," katanya.
Budi menyadari bahwa gelombang kedua vaksinasi lebih besar dari yang pertama.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan rencana yang jitu yang harus dirancang dari sekarang. Tujuannya adalah agar proses vaksinasi dapat diproses sesuai jadwal.
Untuk mempercepat tercapainya target vaksinasi satu tahun ini, pemerintah merangkul semua lini dalam masyarakat.
Dibutuhkan saling sinergi antara masyarakat, pemerintah hingga penyedia layanan kesehatan.
Pemerintah juga merangkul pihak swasta sebagai mitra dalam menyukseskan vaksinasi, yaitu Gojek dan Halodoc.
Upaya yang dilakukan dari kerja sama tersebut adalah membentuk layanan vaksin drive thru.
Selain itu, kerja sama dengan Gojek dan Halodoc ini untuk memudahkan akses, pembuatan janji secara digital, serta pengelolaan Pos Pelayanan COVID-19, hingga penerbitan sertifikat digital vaksinasi COVID-19.
Data Kemendes hingga Rabu (3/3/2021) pukul 14.00 WIB, tercatat 2.104.967 orang telah menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama atau mencakup 5,22 persen dari total sasaran penerima vaksinasi.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.584.300 tenaga kesehatan dan SDM mendukung kesehatan.
Kemudian, petugas pelayanan publik sebanyak 381.939 orang dan kelompok lansia sebanyak 138.728 orang.
Sementara itu, tercatat 1.076.409 orang telah menerima vaksin dosis kedua atau 2,67 persen dari total cakupan di seluruh Indonesia.
Baca juga: Dapatkan 100.000 Dosis Vaksin Pfizer, Rwanda Masih di Puncak Krisis
Baca juga: Jokowi: Maret Ini akan Datang 4,6 Juta Vaksin AstraZeneca
Jumlah tersebut masih didominasi oleh tenaga kesehatan dan SDM mendukung kesehatan sebanyak 1.075.729 orang dan 680 orang petugas pelayanan publik.
Diketahui, total sasaran vaksinasi Covid-19 sebanyak 181.554.465 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.468.764 orang di antaranya adalah sasaran vaksinasi tenaga kesehatan dan SDMK (Sumberdaya Manusia Kesehatan).
Petugas pelayanan publik 17.327.169 orang, 21.553.118 kelompok lansia, serta sekitar 121 juta masyarakat umum lainnya. (Tribun Network/Aisyah Nursyamsi/Rina Ayu/sam)