News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak di Partai Demokrat

Kubu AHY Disarankan Tidak Reaksioner Hadapi Kubu KLB Sumut

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi Gedung Kemenkumham, Jakarta Selatan, Senin (8/3/2021). AHY bersama pimpinan DPD Partai Demokrat menyambangi Kemenkumham untuk menyerahkan berkas kepengurusan yang sah sesuai Kongres V Partai Demokrat. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai terselenggaranya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, pekan lalu, terkesan membuat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak percaya diri.

“Kepanikan ini mendorong kubu AHY cenderung agresif dalam merespon hasil KLB. Kepanikan kubu AHY ditandai oleh adanya sikap atau respon yang cenderung agresif. Indikatornya kubu AHY kerap mengekspresikan perasaannya dengan membuat pelbagai pernyataan yang menyinggung perasaan orang lain,” kata Karyono Wibowo, seperti dikutip, di Jakarta, Kamis (11/3/2021).

Baca juga: Andi Arief sebut Demokrat Kubu Moeldoko Gagal Didaftarkan ke Kemenkumham

Misalnya, lanjut Karyono, pelbagai pernyataan kubu AHY yang menyebut bahwa ada sejumlah pihak dalam pemerintahan Jokowi terlibat dalam agenda pengambilalihan kepemimpinan partai Demokrat.

“Bahkan tidak hanya sejumlah nama pejabat di pemerintahan disebut-sebut, nama Presiden Joko Widodo dan Istana juga menjadi sasaran. Padahal pernyataan tersebut tidak didukung bukti otentik. Kepala KSP (Kantor Staf Presiden) Moeldoko pun sudah menegaskan, bahwa persoalan tersebut merupakan urusan pribadi, tidak urusannya dengan presiden dan pihak Istana,” papar Karyono.

“Lagi pula tidak masuk logika politik Istana ingin menguasai Demokrat karena saat ini posisi Jokowi di Parlemen sudah mayoritas mantap, jika ada keputusan yang memerlukan votingpun pasti dimenangkannya," tambah dia.

Contoh lain, sambung Karyono, kubu AHY juga mengeluarkan pernyataan yang menyeret institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengintimidasi sejumlah pengurus Partai Demokrat di daerah.

Pernyataan tersebut dilontarkan Benny K Harman, salah satu pimpinan Demokrat kubu AHY.

“Apabila tidak sesuai fakta, maka justru bisa menjadi bumerang bagi kubu AHY. Langkah agresif tersebut justru bisa blunder karena memperbanyak musuh. Spektrum perlawanan terhadap kubu AHY semakin meluas. Bahkan lebih berbahaya lagi dampaknya, jika pernyataan tersebut menyinggung perasaan banyak pihak,” lanjut Karyono.

Menurut Karyono, kemarahan kubu AHY memang dapat dimaklumi karena merasa posisinya terganggu.

Tetapi yang menjadi masalah, luapan amarah yang dialamatkan kepada pihak yang tidak merasa terlibat dalam pusaran konflik internal Demokrat bisa menimbulkan masalah besar.

"Terlebih diarahkan kepada kepala negara dan institusi negara. Respon yang terlalu agresif ini justru bisa membuat kubu KLB semakin mendapatkan penguatan legitimasi secara politis."

“Semestinya, kubu AHY lebih percaya diri, tidak reaksioner dan tetap tenang menghadapi gejolak yang terjadi. Demikian pula, seharusnya tidak perlu ada pernyataan bernada ancaman dari kubu AHY Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya akan mengirim santet ke Moeldoko,” pungkas Karyono.

Teuku Riefky Harsya

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan dukungan terhadap Partai Demokrat atas tindakan illegal dan inkonstitusional Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) terus berdatangan. 

Riefky merujuk pada seruan dan dukungan oleh orasi dari pimpinan organisasi sayap, yakni Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI) dan Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), dan Bintang Muda Indonesia (BMI).

Hadir pula rekan-rekan dari Cendikiawan Muda Muslim Indonesia (CMMI) dan Macan Asia Jaya.

Orasi itu disampaikan di Mimbar Demokrasi, Rabu (10/3).

Mewakili Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Riefky mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kebulatan tekad IMDI, PDRI, BMI, ormas Macan Asia Jaya, dan CMMI.

"Kami mengucapkan terimakasih atas orasi politik yang sudah berjalan satu minggu ini. Apa yang terjadi hari ini bukan hanya masalah partai politik, tapi juga menjadi permasalahan demokrasi di Indonesia saat ini. Terakhir, kita berharap pemerintah bisa mendengarkan. Karena kalau ini dibiarkan, maka rakyat tidak akan tinggal diam. Mari kita rapatkan barisan,” ujar Riefky, dalam keterangannya, Kamis (11/3/2021).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini