News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KLB Partai Demokrat

Andi Mallarangeng Analisis Tujuan Moeldoko Kendarai Partai Demokrat, Bakal Jadi Capres di 2024

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menganalisis tujuan Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa yang diadakan di Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat (5/3/2021).

Hal ini disampaikan Andi Mallarangeng kepada Budiman Tanuredjo mengenai talkshow Satu Meja The Forum “Demokrat Terbelah, Di Mana Istana?” di Kompas TV pada Kamis (11/3/2021).

Andi menjelaskan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko siap maju pada Pilihan Presiden 2024 bersama dengan Partai Demokrat.

Pernyataan ini disampaikan oleh Andi atas informasi yang didapatnya dari kader-kader Partai Demoktrat yang sempat ditemui Moeldoko.

"Moeldoko sudah bilang pada kader-kader yang ditemuinya di kamar hotel."

"Dia sudah siap-siap menjadi Presiden di 2024," ujarnya.

Alasan Moeldoko Pilih Demokrat

Pengamat politik yang juga Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menjelaskan alasan Moeldoko memilih Partai Demokrat.

Dilansir oleh Kompas.com, Ray menilai ada tiga alasan yang membuat Moeldoko memilih Partai Demokrat, yaitu:

1. Partai Demokrat merupakan partai yang mudah dimasuki tokoh-tokoh dari luar partai

2. Partai Demokrat yang belum solid secara internal.

Baca juga: Relawan Jokowi Minta BW Tak Seret Presiden dengan Hak Politik Moeldoko

3. Demokrat memiliki potensi untuk memperoleh suara yang lebih besar dibanding Pemilu sebelumnya.

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui para pendukungnya di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (12/3/2021). Pada kesempatan tersebut AHY mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya yang tetap mencintai Partai Demokrat dan setia pada kepemimpinannya sebagai ketua umum. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Menurut Ray, Partai Demokrat belum memiliki tingkat solidaritas yang tinggi.

"Soliditas internal Partai Demokrat sendiri belum muncul sekuat yang dibayangkan," ujar Ray pada Selasa (5/2/2021).

Kurang kuatnya solidaritas dari intern membuat Partai Demokrat mudah melakukan pergantian anggota.

"Ini masih memungkinkan tokoh lain masuk ke dalam."

"Itulah yang terjadi setidaknya dalam peristiwa beberapa tokoh Demokrat yang mengundang dan berdiskusi dengan Pak Moeldoko," kata dia.

Sementara, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan Moeldoko ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.

Baca juga: Menilik Gedung yang Bakal Jadi Markas Demokrat Kubu Moeldoko di Jalan Pemuda, Masih Berantakan

Moeldoko mengambil alih secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024.

"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko."

"Ia ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," kata Herzaky pada Senin (1/2/2021).

Presiden Disebut Biarkan Manuver Moeldoko.

Keterlibatan Moeldoko dalam konflik Partai Demokrat memicu banyak spekulasi.

Ada yang curiga ada keterlibatan Presiden Jokowi di belakang kasus ini.

Jokowi dinilai membiarkan manuver mantan panglima TNI tersebut. 

Baca juga: Ketua BPOKK Demokrat Sebut Pernyataan Kubu Moeldoko Layaknya Kaset Kusut, Hanya Mengulur-ulur Waktu

Jokowi dianggap berada pada posisi yang diuntungkan.

Mengingat Partai Demokrat kerap melontarkan kritikan pada pemerintahan Jokowi.

(Tribunnews.com/Galuh Waradani) (Kompas.com /Ardito Ramadhan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini