Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik dualisme di tubuh organisasi Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga saat ini tak juga berkesudahan. Akibatnya, tak sedikit pengurus HMI di tingkatan Kabupaten/Kota yang melayangkan kritik kerasnya. Salah satunya datang dari HMI Cabang Medan.
HMI Cabang Medan menyatakan menolak penyelenggaraan Kongres HMI XXXI di Surabaya, Jawa Timur, dan penyelenggaraan Sidang Pleno III di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Penyelenggaraan Kongres di Surabaya dan Sidang Pleno III di Tapanuli Tengah dinilai hanya akan mempertajam konflik dan perpecahan.
"Kami menolak keras penyelenggaraan Kongres HMI XXXI Surabaya dan Sidang Pleno III di Tapteng. Kegiatan itu hanya akan memperkeruh suasana di tubuh internal HMI juga akan semakin menimbulkan perpecahan," ujar Ketua Bidang Pemberdayaan Aparatur Organisasi Rizky, dalam keterangannya, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Mahfud MD Kenang Dialog dengan Artidjo Alkostar soal Alumni HMI yang Pernah Divonis Lebih Berat
Menurut Rizky, dualisme yang dipertontonkan oleh PB HMI saat ini merupakan cerminan negatif yang dapat merusak organisasi.
Dia menegaskan, dua kubu PB HMI harus segera menghentikan segala bentuk kegiatan yang dapat merusak nama baik organisasi hingga sampai berdamai kembali.
Baca juga: PB HMI Dorong ASEAN Lakukan Konsolidasi Guna Mencari Solusi Krisis Politik Myanmar
"Tak pantas mereka dijadikan teladan, dualisme yang mereka lakukan saat ini mencoreng nama baik organisasi. Saya minta segera PB HMI menghentikan segala kegiatan yang dapat memperkeruh internal HMI dan merusak nama HMI hingga sampai terjalinnya rekonsiliasi dan bersatu kembali," jelas Rizki.
Sebagai informasi, dua kubu Pengurus Besar HMI akan menyelenggarakan kegiatan secara bersamaan yakni pada 17 Maret 2020.
Kubu Arya Kharisma Hardy akan menyelenggakan Kongres HMI XXXI di Surabaya, Jawa Timur, sedangkan Kubu Abdul Muis Amiruddin akan menggelar Sidang Pleno III PB HMI di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.