DPR, kata Arbi, tidak memiliki kriteria pengorbanan bagi rakyat. Padahal seorang pemimpin atau politisi harus mau berkorban demi kepentingan rakyat banyak.
Arbi menyebut Pansus Pelindo II terjadi karena kontroversi saat RJ Lino dikritik oleh Menko Maritim Rizal Ramli.
Karena tidak jelas, DPR langsung ambil posisi untuk segera membentuk Pansus.
"Saat ada ruang politik bagi DPR maka mereka langsung buat pansus."
"Padahal, mereka tidak tahu bahwa dibalik ini semua DPR melawan Presiden."
"Politik pemilu dibangkitkan dan dipanaskan kembali," katanya.
Perlawanan kepada Presiden justru dilakukan oleh partai pengusungnya sendiri.
Arbi juga tak habis pikir tujuan dari pansus itu apakah mau mengganti presiden atau hanya permainan politik.
Menurutnya, ada semacam kekacauan politik sekarang ini.
PDIP yang notabene menjadi motor pendukung pemerintah malah berusaha membuat pansus-pansus yang bermuara menekan pemerintah.
Hal itu disebut Arbi karena kegalauan sistem politik saat ini. Kalau dilihat permainan Pansus Pelindo II patut diselidiki apakah pansus itu bermuara ke pemakzulan.
"Harus jelas. Apakah gertak-gertak saja dan menunjukkan membongkar kepada publik."
"Pansus juga gak jelas apakah hanya sampai kesimpulan saja atau sampai ke pernyataan pendapat," ucapnya.
"Apakah pansus itu menjatuhkan presiden, atau permainan menghabiskan energi dan pansus saja. Atau PDIP dan partai lainnya hanya bikin pencitraan. Cari panggung," Arbi menambahkan.
(Tribunnews.com/Shella/Eko Sutriyanto/Wahyu Aji/Hasanudin Aco)
Baca artikel lain terkait Arbi Sanit