News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Syarwan Hamid Meninggal Dunia

Profil Syarwan Hamid, Jenderal Kepercayaan Habibie dan Tim Pemenangan Prabowo Nyapres

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Letjend TNI Purn Syarwan Hamid bersama beberapa tokoh dan Ormas serta pasukan Laskar Melayu Bersatu mendatangi Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM), Rabu (19/12/2018).Syarwan Hamid akhirnya memenuhi janjinya untuk mengembalikan gelar adat ke LAM.

TRIBUNNEWS.COM - Letjen (Purn) Syarwan Hamid, mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) meninggal dunia Kamis (25/3/2021).

Syarwan Hamid tutup usia di Rumah Sakit Yudhistira Cimahi, Jawa Barat.

Jenderal bintang tiga tersebut merupakan menteri di era kabinet Presiden BJ Habibie.

Lalu bagaimana profil Syarwan Hamid dan sepak terjangnya?

Baca juga: BREAKING NEWS: Eks Mendagri Letjen (Purn) Syarwan Hamid Meninggal Dunia

Diberitakan Tribun Pekanbaru, informasi meninggalnya Syarwan Hamid ini langsung beredar di sejumlah group media sosial Kamis pagi di Riau.

Baca juga: POPULER Nasional : Ketum Organisasi Sayap PDIP | Khawatir OPM Dijadikan Organisasi Teroris

Hal ini juga dibenarkan Mantan Gubernur Riau Wan Abubakar yang mengaku Kamis pagi sedang berada di Jakarta dan akan langsung beranjak ke Cimahi untuk melayat jenazah almarhum Syarwan Hamid.

"Benar beliau sudah meninggal saya sedang dalam perjalanan untuk melayat ke Cimahi,"ujar Wan Abubakar saat dikonfirmasi tribunlekanbaru.com Kamis.

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Syarwan Hamid (lahir di Dusun Pusaka, Siak, 10 November 1943; umur 77 tahun) adalah salah satu tokoh militer dan politik Indonesia.

Ia pernah menjadi Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Reformasi Pembangunan dan sebelumnya menjadi Wakil Ketua MPR hasil Pemilu 1997.

Ia juga dikenal sebagai tokoh gerakan Pelajar Islam Indonesia (PII) semasa mudanya dulu.

Sebelum menjabat Mendagri, Syarwan pernah jabatan Kassospol ABRI.

Baca juga: Syarwan Hamid Meninggal di Usia 77 Tahun, Keluarga Berencana Memakamkan Jenazahnya di Bandung

Ini Profil Lengkapnya:

Syarwan Hamid. Syarwan Hamid akan Dikawal Ratusan Orang Kembalikan Gelar Adat ke LAM Riau. (Tribun Pekanbaru)

Mengutip dari perpusnas.go,id, Letjen TNI (Purn.) Syarwan Hamid adalah Menteri Dalam Negeri pada masa Kabinet Reformasi Pembangunan.

Ia adalah lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1966.

Selain itu, ia juga pernah menempuh pendidikan di Sekolah Staf dan Komando ABRI , Seskoad, dan Lemhanas.

Hamid pernah menjadi Kasrem 063/SGJ tahun 1985.

Kemudian menjabat Kapendam III/Siliwangi tahun 1986, Pardor Sarli Dispenad, 1988 dan Asisten Teritorial Kodam Jaya, 1989.

Setelah itu ia bertugas menjadi Danrem 011/Lilawangsa Aceh, 1990.

Saat menjabat Komandan Korem Lilawangsa, Lhokseumawe, Aceh, ia berhasil mengatasi pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka terhadap NKRI.

Atas jasanya, Hamid diangkat menjadi Kadispen TNI Angkatan Darat pada tahun 1992 dengan pangkat brigadir jenderal (bintang satu).

Tidak lama kemudian menjadi Kapuspen TNI tahun 1993, Assospol Kassospol ABRI tahun 1995, hingga menjabat Kassospol ABRI dengan pangkat letnan jederal pada tahun 1996.

Pada tahun 1997, Hamid menjadi Wakil Ketua DPR/MPR mewakili ABRI.

Di masa pemerintahan presiden BJ Habibie, ia diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Kabinet Reformasi Pembangunan periode 1998-1999.

Baca juga: Letjend Purn Syarwan Hamid Meninggal karena Penyakit Jantung yang Diidapnya

Riwayat Karier

Kasrem 063/SGJ (1985)

Kapendam III/Siliwangi (1986)

Pardor Sarli Dispenad (1988)

Asisten Teritorial Kodam Jaya (1989)

Danrem 011/Lilawangsa, Aceh (1990)

Kadispen TNI Angkatan Darat (1992)

Kapuspen TNI (1993)

Assospol Kassospol ABRI (1995)

Kassospol ABRI (1996)

Wakil Ketua DPR/MPR (1997)

Menteri Dalam Negeri (1998-1999)

Mundur dari Perindo

Diberitakan Tribun Pekanbaru, Syarwan Hamid pernah mengemban tugas sebagai Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Pesatuan Indonesia (Perindo).

Namun pada 2015 lalu, ia memilih mengundurkan diri.

Datuk Panglima Besar Laskar Melayu Bersatu (LMB), Letjend (Purn) H. Syarwan Hamid mengungkapkan alasannya mengundurkan diri menjadi Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Pesatuan Indonesia (Perindo) adalah untuk mempertahankan marwahnya sebagai orang melayu.

Menurut Syarwan, orang melayu bukanlah orang yang gampang tergiur dengan harta dan jabatan.

Dia juga menyinggung cara kepemimpinan Harry Tanoesoedibjo selaku Ketua Umum Partai Perindo.

Syarwan mengatakan, seharusnya pemimpin ataupun tokoh harus memiliki etika dan sopan santun saat berhadapan dengan orang yang lebih tua darinya.

"Tegas saya katakan, saya tidak silau dengan iming-iming harta dan jabatan yang ditawarkan."

"Saya buktikan itu dengan mundurnya saya di partai," ujarnya saat pelantikan pengurus DPD LMB Kabupaten Kepulauan Meranti di Taman Cikpuan, Kamis (19/11/2015) malam.

Dukung Prabowo

Syarwan Hamid merupakan satu di antara para jenderal purnawirawan TNI yang mendukung Prabowo Subianto maju Pilpres 2014 lalu.

Ia mengusung Prabowo - Hatta menjadi presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2014 dan menjadi anggota Dewan Penasehat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.

Seperti diberitakan Tribunnews.com pada 2014, Anggota Dewan Penasehat Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Syarwan Hamid mengkritisi pelaksanaan otonomi daerah dan otonomi khusus.

Menurutnya, pelaksanaan Otda dan Otsus itu banyak terjadi penyimpangan dan sudah melenceng dari niat awalnya.

"Otda dan Otsus telah melahirkan banyak raja kecil. Pelaksanaanya telah banyak penyimpangan," kata Syarwan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Rabu (4/6/2014).

Hamid menuturkan, Prabowo-Hatta akan berkomitmen memperbaiki pelaksanaan Otda dan Otsus yang telah banyak terjadi penyimpangan.

Dirinya memberikan saran kepada Prabowo-Hatta untuk senantiasa mengutamakan kepentingan nasional tanpa mengurangi perhatian untuk daerah.

"Prabowo-Hatta harus memperhatikan kepentingan daerah pula," tuturnya.

Lebih jauh, Syarwan mengatakan, konsep Otda dan Otsus niat awalnya untuk kemaslahatan umat dengan maksimalkan potensi yang ada di daerah.

Menurutnya, masyarakat daerah banyak yang tidak merasakan kekayaan yang ada di daerahnya.

"Seharusnya dengan Otda dan Otsus sumber daya alam di tiap daerah bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat di sana," ucapnya.

"Tapi kenyataannya kantor Gubernur, Bupati dan Walikota yang bagus. Fasilitas untuk masyarakat seperti jalan, air dan lainnya tidak tumbuh," ujarnya.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Muhammad Zulfikar)(Tribun Pekanbaru/ Nasuha Nasution, Guruh Budi Wibowo)

Berita lainnya Syarwan Hamid meninggal

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini